Percepatan Penanganan Stunting melalui Kolaborasi Oktabeliks

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia, Ahmad Riza Patria, menekankan bahwa kerangka kerja octahelix kolaboratif sangat penting untuk mempercepat penurunan stunting, khususnya di daerah pedesaan.

Patria, yang populer disapa Ariza, menyatakan bahwa kerangka ini menyatukan pemerintah pusat dan daerah, akademisi, pelaku bisnis, media, kelompok masyarakat, serta inovator teknologi untuk memastikan upaya pencegahan stunting yang terintegrasi dan efektif.

“Kolaborasi ini akan mempercepat kemajuan kita karena stunting hanya bisa ditangani jika kita bekerja sama,” ujarnya di Jakarta, pada hari Rabu.

Pernyataan tersebut disampaikan usai rapat antar kementerian pada hari Selasa yang berfokus pada akselerasi penurunan stunting di desa.

Patria menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan investasi besar dalam mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. Dia menambahkan bahwa mengurangi stunting adalah prioritas nasional yang memerlukan aksi nyata dan sinergi lintas sektor.

Dia mendorong 75.256 desa di seluruh Indonesia untuk menjadi pusat solusi dengan memanfaatkan program seperti Investing in Nutrition and Early Years (INEY), memperkuat kader kesehatan desa, dan memanfaatkan data desa untuk perencanaan program.

Dia juga mendorong adopsi platform elektronik Human Development Worker (e-HDW) untuk memantau cakupan layanan dan menginformasikan keputusan kebijakan di tingkat desa.

Patria meminta agar pertemuan tersebut menghasilkan tindak lanjut nyata yang dapat diimplementasikan dan berdampak langsung pada penurunan stunting.

“Mari kita jadikan forum ini sebagai momentum untuk memperkuat upaya bersama menuju generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” katanya.

Rapat tersebut dihadiri oleh pejabat kunci, termasuk Wakil Menteri Pendudukan dan Pembangunan Keluarga Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Deputi Enggagement Masyarakat Sukaryo Teguh Santoso, Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Nugroho Setijo Nagoro, serta staf senior dari BKKBN dan Ditjen Pembangunan Desa, Kementerian Desa.

MEMBACA  Kehidupan Monarki Eswatini: Sang Raja dan 70 Permaisuri

Berita terkait: Kementerian Desa fokuskan anggaran 2026 pada pemberdayaan dan stunting
Berita terkait: Kota di Indonesia tekan angka stunting, targetkan 5 persen di 2025
Berita terkait: Indonesia pastikan keamanan dalam program Makanan Bergizi Gratis untuk anak kecil

Penerjemah: Tri Meilani Ameliya, Martha Herlinawati Simanjunta
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025