Selasa, 14 Mei 2024 – 20:10 WIB
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, dalam 3 skenario transisi energi, pemanfaatan minyak dan gas (migas) masih tetap dilakukan hingga tahun 2050. 3 Skenario itu adalah Accelerated, Net Zero, dan New Momentum.
Baca Juga :
Heboh Komplotan WNA China Menambang Emas Ilegal di Kalbar, Menteri ESDM Pastikan Ini
Meskipun, ia mengaku bahwa penggunaan langsungnya akan menurun, akibat adanya peningkatan efisiensi energi, peningkatan penggunaan listrik, dan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
“Bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi, khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik,” kata Arifin di acara The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024), di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Selasa, 14 Mei 2024.
Baca Juga :
2 Kontrak Blok Migas Diteken di IPA Convex 2024
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, saat membuka The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024), di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Selasa, 14 Mei 2024
Photo :
VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Sementara untuk gas, Arifin mengatakan bahwa hal itu akan digunakan untuk menjembatani 100 persen penerapan pembangkit energi terbarukan. Namun, Dia juga menekankan bahwa industri hulu migas harus menerapkan strategi penurunan emisi, termasuk penerapan teknologi energi bersih seperti Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization, and Storage (CCS/CCUS).
Baca Juga :
ESDM Lelang 5 Blok Migas ‘Besar’ di 2024, Simak Rinciannya
Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan migas, Indonesia saat ini memfokuskan upaya eksplorasi cekungan migas. Hal itu mengingat Indonesia masih menyimpan banyak cadangan migas yang belum dimanfaatkan. Di mana dari 128 cekungan hidrokarbon, 68 diantaranya masih belum dieksplorasi.
Arifin mengatakan, menurut BP Energy Outlook, total konsumsi akhir termasuk minyak dan gas, telah mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir tahun 2020-an dalam skenario Accelerated dan Net Zero.
Sebaliknya, lanjut Arifin, dalam skenario New Momentum yang mencerminkan sistem energi dunia saat ini, total konsumsi akhir meningkat hingga sekitar tahun 2040. “Setelah itu, konsumsi energi mencapai titik stabil pada tahun 2050,” ujar Arifin.
Dia mengatakan, tren dunia dalam pemanfaatan energi saat ini lebih condong ke arah penggunaan sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan. Apalagi, Indonesia pun telah berkomitmen untuk melakukan transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.
“Selama masa transisi menuju NZE tersebut, sektor minyak dan gas bumi (migas) akan tetap berperan penting dalam mengamankan pasokan energi,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Sebaliknya, lanjut Arifin, dalam skenario New Momentum yang mencerminkan sistem energi dunia saat ini, total konsumsi akhir meningkat hingga sekitar tahun 2040. “Setelah itu, konsumsi energi mencapai titik stabil pada tahun 2050,” ujar Arifin.