Selasa, 2 September 2025 – 13:42 WIB
Jakarta, VIVA – Dalam situasi keamanan Indonesia yang makin tidak kondusif karena sering terjadi bentrok antara massa dan aparat penegak hukum, peran media arus utama sebagai clearing house of information jadi sangat penting.
Baca Juga :
Gen Z Mepet-mepet AI, tapi Apakah Mereka Terlalu Percaya Diri?
Para awak redaksi dan penerbit media harus pastikan agar misinformasi dan disinformasi tidak menyebar luas, dan tidak berakhir pada penyebaran aksi kekerasan yang bisa mengambil korban jiwa.
Media harus waspada terhadap upaya penyebaran provokasi, ujaran kebencian (hate speech), dan hoax serta menjaga supaya percakapan publik di media sosial dan aplikasi chat tetap konstruktif dalam kerangka penyampaian aspirasi publik yang demokratis.
Baca Juga :
Konferensi BATIC 2025 : Pemimpin Teknologi Global Ungkap Peran Teknologi dalam Membentuk Dunia Masa Kini
AMSI sadar bahwa institusi pers sebagai pilar keempat demokrasi, dituntut publik untuk bisa berperan mewujudkan integritas informasi.
Pengelola media harus memastikan adanya ekosistem informasi yang menyediakan informasi secara akurat, tepercaya, dan bisa diandalkan, yang mendorong terciptanya masyarakat demokratis serta menjunjung tinggi HAM.
Baca Juga :
Hoax Penjarahan Gedung DPR dan Mall Atrium Senen Disebar Pakai Teknologi AI Deep Fake
Peran ini sangat vital di tengah krisis kepercayaan yang sedang terjadi. Untuk itu, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengeluarkan seruan berikut:
- Semua pengelola media dan jurnalisnya harus berkomitmen menerapkan standar etika jurnalistik tertinggi dalam meliput dan mempublikasikan berita terkait aksi demo dan situasi terkini di tengah situasi yang tidak menentu.
- Media massa dan jurnalisnya harus jaga integritas informasi, dan pastikan bahwa masyarakat menerima informasi yang faktual, terverifikasi, dan tidak bias, bebas dari manipulasi atau distorsi. Hal ini merupakan prinsip kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan demokrasi.
- Media massa harus terapkan disiplin verifikasi dalam pembuatan semua produk jurnalistiknya serta aktif melakukan cek fakta untuk menyangkal mis/disinformasi yang banyak beredar, termasuk yang memakai kecerdasan buatan (AI) dan deep fake.
"Kami harap semua pengelola media, khususnya anggota AMSI di seluruh Indonesia, menaati pernyataan terbuka ini. Keberhasilan media menjalankan fungsi publiknya dalam situasi tidak kondusif ini, pada akhirnya akan tingkatkan kepercayaan semua pemangku kepentingan akan peran penting media arus utama di negara demokratis seperti Indonesia," begitu isi seruan dari pernyataan terbuka AMSI yang ditandatangani Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika dan Sekretaris Jenderal AMSI Maryadi, Selasa, 2 September 2025.
Halaman Selanjutnya
- Media massa dan jurnalisnya harus menjaga integritas informasi, dan memastikan bahwa masyarakat menerima informasi yang faktual, terverifikasi, dan tidak bias, bebas dari manipulasi atau distorsi. Hal tersebut merupakan prinsip kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan demokrasi