Pentingnya menjaga koridor gajah di Seblat Bengkulu: BKSDA

Bengkulu (ANTARA) – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu menekankan pentingnya menjaga koridor gajah di Lanskap Seblat untuk melindungi gajah Sumatera dan membantu mereka hidup berdampingan dengan manusia. Untuk itu, upaya terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian koridor gajah sangat penting karena dapat membantu mengurangi konflik manusia-gajah (HEC) di Bengkulu, kata kepala pelaksana BKSDA, Delfi Andra. Perlu menjaga koridor gajah di Lanskap Seblat mengingat kemungkinan adanya gajah Sumatera dalam jumlah besar di area tersebut, katanya dalam pernyataan pers yang diterbitkan di sini pada Selasa. Pada saat yang sama, mungkin ada aktivitas masyarakat atau perusahaan di dekat area tersebut, yang tumpang tindih dengan habitat gajah, katanya, menambahkan bahwa koridor gajah akan membantu mencegah HEC. Dalam hal ini, BKSDA menyambut temuan penelitian Institut Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Bengkulu tentang aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan oleh penduduk Lanskap Seblat, katanya. Temuan penelitian yang diterbitkan oleh universitas tersebut dapat menjadi salah satu referensi yang kredibel untuk menjelajahi cara mencegah kembali terjadinya konflik manusia-hewan liar di Bengkulu, tambahnya. Seperti dilaporkan sebelumnya, Kantor BKSDA Bengkulu telah menyadari ancaman serius terhadap habitat gajah liar di provinsi ini sejak 2011. Badan tersebut mengatakan bahwa habitat hewan yang dilindungi ini telah menyusut karena terus-menerusnya penebangan di hutan produksi terbatas di area Pasar Seblat Kabupaten Bengkulu Utara. Hutan produksi terbatas yang menjadi habitat gajah liar telah terkepung oleh perkebunan komersial dan area pemukiman, menurut badan tersebut. Pemerintah Indonesia telah mencantumkan gajah Sumatera sebagai mamalia yang terancam punah di negara ini. Menurut data yang diterbitkan di situs resmi World Wildlife Fund (WWF), populasi gajah Sumatera diperkirakan sekitar 2.400–2.800 individu. Organisasi terkemuka dunia dalam konservasi satwa liar dan spesies terancam punah telah menyoroti bahwa gading masih bisa ditemukan di pasar-pasar di Afrika dan Asia, serta di Amerika Serikat dan Eropa. WWF juga mencatat bahwa perburuan ilegal untuk perdagangan gading tetap menjadi ancaman serius bagi kehidupan gajah liar di beberapa negara. (INE) Berita terkait: Pemerintah daerah harus melaporkan perusahaan yang dicurigai merusak hutan Berita terkait: Dua harimau Sumatera sering muncul di kebun Bengkulu: polisi Penulis: Boyke LW, Rahmad Nasution Editor: Atman Ahdiat Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Harapkan Sorong segera membuka penerbangan internasional: gubernur