Rabu, 6 Maret 2024 – 04:33 WIB
Haiti – Pemerintah Haiti telah mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam setelah terjadi ledakan kekerasan yang dipimpin geng bersenjata pada akhir pekan lalu, yang menyebabkan ribuan tahanan melarikan diri dan kabur dari sel, setelah terjadi serangan di dua penjara terbesar di negara tersebut.
Pernyataan resmi pemerintah Haiti menyatakan bahwa dua penjara, satu di ibu kota Port-au-Prince dan satu lagi di dekat Croix des Bouquets, diserbu pada akhir pekan lalu. Keadaan darurat berlaku selama 72 jam dan diberlakukan untuk mencari para pembunuh, penculik, dan penjahat kejam lainnya yang kabur akibat serangan tersebut.
Jam malam akan berlaku mulai pukul 18:00 hingga pukul 05:00.
Menteri Keuangan Patrick Boisvert menyatakan, “Polisi telah diperintahkan untuk menggunakan segala cara dan tindakan hukum yang tegas untuk menegakkan jam malam dan menangkap semua pelanggar.” Perdana Menteri sementara Ariel Henry sedang berada di luar negeri untuk meminta dukungan PBB dalam menstabilkan negara yang sedang mengalami konflik dengan kelompok kejahatan yang semakin kuat.
Pierre Esperance dari Jaringan Nasional untuk Pertahanan Hak Asasi Manusia mengungkapkan bahwa hanya sekitar 100 dari sekitar 3.800 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Nasional yang masih berada di dalam sel setelah serangan pada Sabtu malam. Sisanya berhasil melarikan diri.
Kekerasan di Haiti semakin meningkat setelah seruan Jimmy Cherizier agar kelompok kriminal bersatu. Cherizier, yang dikenal sebagai Barbecue, memimpin aliansi geng bersenjata dan telah dihadapi sanksi dari PBB dan Amerika Serikat.
Situasi di Haiti semakin mencekam, dengan kekhawatiran akan meningkatnya tindakan kekerasan dan ketidakamanan di berbagai wilayah. Masyarakat hidup dalam ketakutan dan jalanan yang sepi.