Serang, Banten (ANTARA) – Pemerintah Indonesia telah memperketat langkah-langkah dekontaminasi di Kawasan Industri Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, setelah ditemukannya kontaminasi radioaktif Cesium-137.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, saat mengunjungi lokasi pada Selasa, menyatakan operasi ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan pemantauan ketat di setiap titik yang terkontaminasi.
"Ruangannya kecil, jadi prosesnya lambat. Setiap pekerja hanya diperbolehkan berada di area itu selama dua menit saja," jelasnya.
Dekontaminasi ini dilakukan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), dan unit Gegana Polri dengan menggunakan larutan Radiation Wash P40.
"Zat ini sangat berbahaya, jadi setiap langkah harus tepat. Setelah dua menit, pekerjanya diganti demi keselamatan," tambah Nurofiq.
Dari sepuluh titik kontaminasi yang telah diidentifikasi, dua titik telah dinyatakan netral, sementara lima titik lainnya masih dalam proses.
Proses dekontaminasi diperkirakan akan selesai dalam beberapa bulan mendatang.
Nurofiq mengatakan bahwa untuk mencegah penyebaran material radioaktif, semua truk dan kontainer yang keluar dari kawasan industri harus melewati Radiation Portal Monitoring.
"Kendaraan diperiksa selama 24 jam. Jika terdeteksi Cesium, kendaraannya segera dikirim untuk dekontaminasi," tambahnya.
Pemerintah juga membatasi pergerakan warga lokal hingga radius aman ditetapkan.
"Kami akan terus memantau. Paparan radiasi yang tersisa akan cepat diatasi," ujarnya.
Menteri itu menegaskan kembali komitmen kuat pemerintah untuk menyelesaikan insiden ini. "Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia menangani masalah radiasi ini dengan sangat serius," katanya.
Sebelumnya, Satuan Tugas Cesium-137 mengumumkan rencana untuk menyelidiki laporan tentang kontaminasi radioaktif pada cengkih, sambil melanjutkan upaya menangani temuan serupa Cs-137 pada udang.
Berita terkait:
Indonesia mulai bersihkan radioaktif Cs-137 di Cikande
Indonesia tangani kasus paparan Cesium-137, tidak ada gejala dilaporkan
Penerjemah: Devi, Kenzu
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025