Sabtu, 4 Oktober 2025 – 23:16 WIB
Sebanyak 30 pelatih dan guru olahraga di Kudus mengikuti program sertifikasi untuk lisensi D Nasional. Program ini diadakan oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife, bekerja sama dengan PSSI. Kegiatan berlangsung di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, dari tanggal 29 September sampai 5 Oktober 2025.
Program ini dipimpin oleh Coach Educator dari PSSI, Muhammad Hanafing Ibrahim, yang sudah memiliki lisensi AFC Pro. Selama satu minggu, para peserta mendapatkan pelajaran teori dan juga praktek langsung di lapangan.
Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono, menjelaskan kalau sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelatih dan guru olahraga. Tujuannya agar pembinaan sepak bola di tingkat dasar bisa lebih berkualitas lagi.
“Inisiatif ini muncul setelah acara MLSC mendapat sambutan yang bagus di Kudus. Kami melihat banyak guru olahraga yang belum punya kemampuan formal untuk melatih sepak bola. Makanya, kami berkoordinasi dengan PSSI pusat dan Asprov Jateng serta Askab Kudus untuk mengadakan kursus lisensi D. Harapannya, program ini bisa jadi langkah awal untuk melahirkan lebih banyak pelatih yang berkualitas,” kata Teddy.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian MilkLife Soccer Challenge (MLSC). Lewat pelatihan ini, para peserta diharapkan bisa menerapkan ilmu yang mereka dapat untuk membina pemain-pemain muda di sekolah atau akademi mereka masing-masing.
“Kami harap para pelatih yang ikut sertifikasi ini bisa membagikan ilmunya kepada anak didik mereka. Dengan semakin banyaknya pelatih yang berlisensi, ekosistem sepak bola di daerah akan tumbuh lebih sehat dan berkelanjutan. Ini juga penting untuk mendukung perkembangan sepak bola putri yang sekarang makin dapat perhatian,” tambahnya.
Selama pelatihan, peserta mengikuti dua tahap utama, yaitu sesi teori dan praktek. Di tahap teori, peserta mendapatkan materi tentang Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia), peran seorang pelatih, prinsip bertahan dan menyerang, manajemen permainan, sampai fase perkembangan dan penampilan pemain.
Sementara di sesi praktek, mereka langsung mempraktekkan teknik-teknik dasar seperti passing, dribbling, running with the ball, sampai football conditioning dalam format 11 lawan 11. Beberapa atlet lokal juga dilibatkan sebagai pemain peraga di lapangan.
Halaman Selanjutnya
Coach Hanafing menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai fondasi dasar bagi para pelatih muda.