Pengurangan Tarif AS Tunjukkan Posisi Strategis Indonesia: Wakil Menteri

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menyatakan bahwa Republik Indonesia memegang posisi strategis, terbukti dari penurunan tarif balasan AS yang signifikan terhadap produk Indonesia.

"Menurut saya, secara strategis, di antara negara-negara Asia Tenggara, tarif kita mengalami salah satu penurunan terbesar. Ini menunjukkan bahwa AS sangat menghargai kehadiran Indonesia," kata Pasaribu kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor 19% untuk barang Indonesia yang masuk ke AS, turun drastis dari sebelumnya 32%. Keputusan ini diambil setelah negosiasi langsung dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia diharapkan membeli komoditas energi dari AS. Namun, Pasaribu mencatat bahwa aspek ini masih dalam pembahasan.

"Kami masih berkonsolidasi, karena beritanya baru keluar," ujarnya.

Berita terkait: Trump turunkan tarif barang Indonesia jadi 19% setelah pembicaraan

Pasaribu juga menyebutkan bahwa saat ini Indonesia tidak berencana menambah investasi di AS.

Pada Selasa (15 Juli), Presiden Trump menyebut kesepakatan dengan Indonesia sebagai "kesepakatan hebat" setelah berbicara langsung dengan Presiden Prabowo.

Menurut Trump, Indonesia setuju membeli produk energi AS senilai US$15 miliar, produk pertanian AS senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing.

Dengan tarif baru ini, Indonesia sekarang menjadi negara dengan tarif terendah kedua di ASEAN, di bawah Singapura (10%). Tarif Indonesia lebih rendah dibanding Vietnam dan Filipina (20%), Malaysia dan Brunei (25%), Thailand dan Kamboja (36%), serta Myanmar dan Laos (40%).

Berita terkait: Tarif 19% Indonesia jadi terendah di Asia: Istana

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  BKKBN, Kementerian meluncurkan layanan perencanaan keluarga di tempat kerja