Banda Aceh, Aceh (ANTARA) – Warga Aceh membanjiri kuburan massal korban gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia tahun 2004 di desa Siron, Kabupaten Aceh Besar, untuk memberikan penghormatan kepada kerabat yang telah meninggal pada hari pertama Idul Fitri.
\”Setelah salat (Idul Fitri), saya datang ke sini bersama suami. Kami biasanya mengunjungi kuburan pada hari pertama Idul Fitri,\” kata Rosmita, seorang pengunjung dari desa Beurawe, Banda Aceh, pada hari Rabu.
Beliau menginformasikan bahwa ia mengunjungi makam kerabat yang meninggal dalam tsunami tahun 2004, termasuk keponakan dan keponakan perempuannya, untuk memberikan penghormatan dan mendoakan mereka.
\”Mertua saya, kerabat dari pihak suami saya, serta keponakan dan keponakan saya — banyak dari mereka — meninggal dalam tsunami. Kami menghabiskan waktu mengunjungi makam mereka setiap tahun, terutama selama Idul Fitri,\” tambahnya.
Sementara itu, seorang pengunjung lainnya, Lilis Suryani dari desa Jawa, Banda Aceh, mengatakan bahwa ia telah menjadikan kebiasaan untuk mengunjungi makam keluarganya di kuburan massal desa Siron setelah melaksanakan salat Idul Fitri setiap tahun.
\”Setelah saya selesai salat (Idul Fitri), saya datang ke sini. Saya melakukannya setiap tahun, misalnya, saat awal puasa atau kapan pun saya rindu akan keluarga saya yang telah meninggal,\” tambahnya.
Suryani menginformasikan bahwa tsunami tahun 2004 merenggut nyawa suaminya dan tiga anaknya.
Bencana tersebut memaksa dirinya untuk melanjutkan hidup sendirian tanpa keluarga, namun mereka selalu berada dalam doanya.
\”Saya membaca Yasin dan mendoakan mereka. Saya juga menuangkan air wangi di makam mereka,\” ujarnya.
Gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 menewaskan lebih dari 220 ribu orang di 14 negara dan termasuk bencana alam paling mematikan dalam sejarah.
Bencana tersebut menewaskan setidaknya 130.736 orang di Indonesia, dengan 60 ribu orang yang dikonfirmasi tewas di Banda Aceh saja.
Berita terkait: Momentum Idul Fitri bagi warga Indonesia untuk bersatu kembali: Menteri Dalam Negeri
Penerjemah: Rahmat Fajri, Nabil Ihsan
Editor: Bayu Prasetyo
Hak cipta © ANTARA 2024