Badan Karantina Pertanian Papua Selatan menginformasikan pada hari Kamis bahwa 319 kepiting bakau dari kabupaten Merauke, Papua Selatan, telah diperiksa melalui tes laboratorium sebelum diekspor ke Singapura.
Tes laboratorium, yang menggunakan metode tes polimerase rantai (PCR), menunjukkan bahwa semua kepiting bebas dari virus white spot syndrome (WSSV), kata Kepala badan tersebut, Cahyono.
Oleh karena itu, badan tersebut mengeluarkan sertifikat kesehatan untuk 319 kepiting bakau, memungkinkan eksportir berbasis Merauke, UD Maro Abadi, untuk mengirimkan kiriman ekspor pertama kepiting ke Singapura, tambahnya.
Kepiting tersebut dilaporkan diterbangkan dari Merauke, ibu kota Papua Selatan, dengan penerbangan Garuda Indonesia pada hari Rabu, katanya.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya, Indonesia berupaya meningkatkan ekspor produk perikanan dengan menerapkan prinsip perikanan berkelanjutan.
Pada tahun 2023, sub-holding BUMN PT Perikanan Indonesia mengekspor produk perikanan senilai Rp31 miliar (US$1,9 juta) ke beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.
Untuk mempercepat pengembangan akuakultur berkelanjutan dan meningkatkan produksi komoditas ekspor utama Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengembangkan pemodelan berbasis area untuk lima komoditas utama.
Kelima komoditas utama tersebut adalah udang, rumput laut, nila, kepiting, dan lobster.
Kementerian akan menyiapkan program pemodelan budidaya kepiting untuk mendorong ekspor kepiting hingga US$476 juta tahun ini.
Berita terkait: Kementerian mengembangkan pemodelan berbasis area untuk meningkatkan ekspor akuakultur
Berita terkait: Acara konsumsi kepiting satu ton di Lampung untuk Hari Ikan Nasional
Berita terkait: Kementerian meminta desa-desa pesisir untuk berinovasi dalam budidaya kepiting
Penerjemah: Evarukdijati, Rahmad Nasution
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024