Penghargaan RI untuk Kontribusi Burhanuddin Abdullah bagi Stabilitas Moneter

Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto menganugerahkan medali kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Burhanuddin Abdullah dalam sebuah acara di Istana Negara, Jakarta, pada hari Senin.

Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi negara kepada Burhanuddin atas kontribusinya dalam menjaga stabilitas moneter dan memperkuat sistem perbankan internasional.

Dikenal luas sebagai ekonom senior dengan rekam jejak yang sangat baik dalam kebijakan ekonomi nasional, Burhanuddin telah secara konsisten menunjukkan dedikasi dan kepemimpinan strategis di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.

Saat ini, ia menjabat di Dewan Penasehat di lembaga think tank independen Prasasti Center for Policy Studies.

Burhanuddin pernah memegang posisi Gubernur Bank Indonesia (BI) dari tahun 2003 hingga 2008 dan telah memainkan peran kunci dalam berbagai inisiatif strategis di sektor ekonomi dan pembangunan.

Ini merupakn kali kedua Burhanuddin menerima kehormatan Bintang Mahaputera.

Pada tahun 2007, saat masih menjabat sebagai Gubernur BI, ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada tahun yang sama, majalah ekonomi internasional asal Amerika, Global Finance, menobatkan Burhanuddin sebagai salah satu dari lima bankir sentral terbaik di dunia atas keberhasilannya memimpin bank sentral Indonesia dan mempertahankan stabilitas makroekonomi sepanjang tahun 2005.

Penghargaan “Best Central Banker” tersebut diserahkan di National Press Club di Washington, DC, dalam sebuah pertemuan para pemimpin perbankan global.

Burhanuddin Abdullah diakui luas sebagai seorang ekonom yang pencapaiannya telah meninggalkan dampak yang langgeng pada arah perekonomian Indonesia.

Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal terjadi pada Oktober 2006, ketika sebagai Gubernur BI, ia memimpin keputusan berani untuk melunasi seluruh utang Indonesia kepada International Monetary Fund (IMF).

MEMBACA  Sunak Inggris Berjanji Potongan Pajak untuk Lansia saat Partai Konservatif Menghadapi Kekalahan Pemilu | Bisnis dan Ekonomi

Ia menyampaikan pengumuman itu dengan kata-kata yang sederhana namun kuat: “Kami telah menyampaikan kepada IMF, hari ini utang kami lunas. Mekanismenya lima hari. Minggu depan Indonesia tidak lagi memiliki utang kepada IMF.”

Langkah strategis ini membebaskan Indonesia dari kewajiban IMF satu tahun lebih cepat dari jadwal.

Yang awalnya dijadwalkan pada 2010, pelunasan dipercepat menjadi 2007, dimungkinkan oleh kondisi fiskal yang kuat dan cadangan devisa yang mencapai US$42,35 miliar pada saat itu.

Pada Oktober 2006, Indonesia membayar cicilan kedua sebesar US$3,2 miliar, setelah pembayaran US$3,75 miliar pada Juni. Dengan ini, negara secara resmi menyelesaikan utangnya ke IMF dan mencapai tonggak sejarah dalam kedaulatan ekonomi.

Pada hari ini, Presiden Prabowo menganugerahkan penghargaan negara kepada 141 orang dari berbagai sektor.

“Atas nama bangsa dan negara Republik Indonesia, saya mengucapkan terima kasih atas jasa dan pengabdian Anda. Semoga kontribusi Anda menjadi warisan bagi generasi mendatang,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya.

Berita terkait: Menteri Pertanian dianugerahi penghargaan untuk kedaulatan pangan nasional

Penerjemah: Bayu Saputra, Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025