Penggunaan Bahasa Indonesia Harus Jadi Disiplin Nasional Bersama: Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menekankan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus menjadi disiplin kolektif.

“Komitmen kita untuk bangga, mahir, dan maju bersama bahasa Indonesia harus jadi komitmen bersama semua komponen bangsa, terutama lewat penggunaan bahasa yang disiplin di ruang publik,” kata Mu’ti dalam rilis pada Minggu.

Dia menyampaikan hal ini saat acara Konsolidasi Daerah Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia di Jawa Timur.

Menurut Mu’ti, bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi tapi juga simbol identitas dan kedaulatan bangsa.

Karena itu, dia mendorong agar upaya memperkuat posisi bahasa Indonesia di ruang publik dilakukan secara kolektif dan konsisten.

“Kita sudah punya deklarasi budaya lewat Sumpah Pemuda, deklarasi politik lewat Proklamasi, dan deklarasi teritorial lewat Deklarasi Djuanda. Sekarang, bahasa Indonesia harus jadi sumber kebanggaan dan tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Selain memprioritaskan bahasa Indonesia, Mu’ti juga mencatat bahwa perlindungan bahasa dan sastra daerah harus diprioritaskan — lewat regulasi, pendidikan, dan revitalisasi budaya lokal.

Dia menekankan pentingnya prinsip Trigatra Bangun Bahasa sebagai dasar kebijakan bahasa nasional yang inklusif dan adaptif menghadapi dinamika global.

Trigatra Bangun Bahasa terdiri dari tiga pilar: memprioritaskan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

Dia mengajak semua pemangku kepentingan untuk bangga, mahir, dan maju bersama bahasa Indonesia.

“Kita harus membiasakan (penggunaan bahasa Indonesia), termasuk di ruang digital, karena ini menegaskan bahasa kita sebagai penanda identitas dan daya saing bangsa,” tutup Mu’ti.

Diterjemahkan oleh: Anita, Kenzu
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Komentar Muzani tentang AHY yang Akan Menjadi Menteri