Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya sebagai Strategi Jangka Panjang untuk Mendorong Perekonomian: Inilah Langkah-Langkahnya

Selasa, 5 Agustus 2025 – 12:49 WIB

Jakarta, VIVA – Pengembangan pariwisata berbasis budaya dianggap sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat ekonomi nasional. Apalagi, kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam adalah potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik.

Baca Juga:
Perhutanan Sosial Pertamina, Jaga Lingkungan dan Tingkatkan Kesejahteraan

Anggota Komisi VII DPR RI, Gandung Pardiman, mencontohkan Yogyakarta sebagai salah satu destinasi yang sukses membangun ekosistem pariwisata berbasis budaya. Wisatawan, katanya, tidak hanya datang sekali, tetapi sering kembali karena merasa terikat secara emosional dengan pengalaman yang mereka dapatkan.

“Pengembangan pariwisata yang fokus pada kekayaan budaya Indonesia—termasuk budaya lokal, sejarah, dan tradisi—harus jadi prioritas,” ujar Gandung dalam keterangannya, Selasa, 5 Agustus 2025.

Baca Juga:
Refleksi 80 Tahun Indonesia: Ketimpangan Ekonomi Semakin Parah

Politikus Partai Golkar itu menekankan bahwa dengan memaksimalkan potensi budaya, sektor pariwisata bisa memberi dampak besar bagi perekonomian nasional.

“Wisatawan yang ke Yogyakarta pasti ingin kembali lagi. Destinasi wisata seperti ini memberikan kenyamanan, ketenangan, dan pengalaman baru yang berbeda. Ini harus jadi contoh buat destinasi lain di Indonesia,” ungkapnya.

Baca Juga:
Batik Tak Hanya Budaya, tapi Juga Gaya Hidup

Jalan Malioboro, Kawasan Wisata Legendaris di Yogyakarta

Foto: VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

Ia merujuk data devisa dari sektor pariwisata Indonesia yang capai US$3,74 miliar pada 2024. Ini bukti nyata bahwa sektor itu berkontribusi 4,01–4,5% terhadap PDB nasional.

“Pariwisata tidak hanya bawa devisa, tapi juga ciptakan lapangan kerja untuk sekitar 25 juta orang. Sektor ini punya dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Gandung juga dorong kolaborasi lintas sektor untuk kuatkan ekosistem pariwisata budaya. Ia tekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, komunitas lokal, dan pelaku industri.

MEMBACA  Produksi makanan untuk difokuskan pada pemenuhan gizi di bawah rezim baru

Aktivitas di Jalan Malioboro Saat Uji Coba Kawasan Semi-Pedestrian

“Kita perlu bangun pariwisata budaya yang inklusif dan berkelanjutan. Perlu kerja sama lintas kementerian dan pemangku kepentingan agar pembangunan tidak hanya sementara, tapi berdampak jangka panjang,” jelasnya.

Gandung usulkan beberapa langkah strategis, seperti:

  1. Pengembangan infrastruktur di daerah berpotensi budaya tinggi.
  2. Promosi pariwisata budaya lewat kanal domestik & internasional.
  3. Pelatihan masyarakat lokal untuk tingkatkan kesadaran pelestarian budaya dan pelayanan prima bagi wisatawan.

    “Dengan langkah strategis dan komitmen bersama, saya yakin pariwisata berbasis budaya bisa jadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Gandung.

    Halaman Selanjutnya
    “Sektor pariwisata tidak hanya mendatangkan devisa, tapi juga menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 25 juta orang. Ini adalah sektor yang nyata dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat.” tambahnya.