Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan "desa tematik" khusus untuk mendukung program nasional makanan bergizi gratis dan mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan, ujar seorang pejabat tinggi pada hari Kamis.
Inisiatif ini fokus pada pembangunan desa penghasil pangan berdasarkan potensi lokal, seperti ikan lele, ikan nila, dan ternak unggas, untuk memperkuat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah.
"Kami menciptakan desa yang berfokus pada ayam petelur, ikan lele, ikan nila, dan ayam pedaging untuk mendukung Badan Pangan Nasional," kata Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto.
Berbicara di sebuah forum ekonomi yang menandai satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Susanto menyatakan program ini juga sejalan dengan misi Astacita keenam Presiden Prabowo Subianto—yaitu membangun pertumbuhan ekonomi dari tingkat desa untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan.
Setiap desa tematik dirancang untuk memanfaatkan keunggulan setempat. Misalnya, daerah yang cocok untuk budidaya ikan akan fokus pada produksi ikan nila, sementara daerah lain mungkin mengkhususkan diri pada unggas.
Selain produksi pangan, program ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menjadikan desa-desa sebagai kontributor aktif dalam pembangunan nasional.
Susanto mengatakan kementeriannya telah menandatangani 65 nota kesepahaman dengan berbagai mitra, termasuk kementerian, lembaga penegak hukum, tentara, perusahaan milik negara, dan perusahaan swasta.
"Kolaborasi ini sangat penting untuk mempercepat pembangunan desa," ujarnya.
Kementerian juga telah menyusun 12 rencana aksi untuk mendukung tujuan Astacita. Ini termasuk Koperasi Desa Merah-Putih, desa berorientasi ekspor, program yang dipimpin pemuda, dan desa bebas sampah.
Susanto menekankan pentingnya strategis desa dalam pembangunan nasional. “Desa sangat vital bagi Indonesia dan memainkan peran penting dalam memajukan ekonomi kita,” katanya.
Program desa tematik diharapkan dapat meningkatkan gizi sekaligus menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan di daerah pedesaan.
Translator: Tri, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025