Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh terkemuka yang diakui atas kontribusi luar biasanya bagi bangsa Indonesia. Penganugerahan ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun ini.
Upacara pemberian gelar Pahlawan Nasional digelar di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin pagi, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 116.TK/2025.
Diantara sepuluh penerima adalah mantan presiden Soeharto dari Jawa Tengah dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari Jawa Timur, serta aktivis buruh Marsinah, yang juga berasal dari Jawa Timur.
Para penerima gelar lainnya termasuk mantan menteri luar negeri Mochtar Kusumaatmadja dari Jawa Barat, pemimpin militer Sarwo Edhie Wibowo dari Jawa Tengah, dan pelopor pendidikan perempuan Rahmah El Yunusiyah dari Sumatra Barat.
Presiden Prabowo juga menganugerahkan gelar kepada ulama Syaikhona Muhammad Kholil dari Jawa Timur, serta pemimpin daerah Sultan Muhammad Salahuddin dari Nusa Tenggara Barat, Rondahaim Saragih dari Sumatra Utara, dan Zainal Abidin Syah dari Maluku Utara.
Upacara ini dipimpin oleh Presiden Prabowo dan dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, anggota Kabinet Indonesia Maju, serta para ahli waris dari para pahlawan nasional yang baru ditetapkan.
Usai pengumuman, Presiden Prabowo menyerahkan secara resmi sertifikat penghargaan kepada ahli waris para pahlawan yang hadir di istana.
Pengumuman Pahlawan Nasional tahun ini menandai yang pertama kali pada masa pemerintahan Presiden Prabowo, karena tidak ada gelar yang dianugerahkan pada tahun 2024.
Menurut Menteri Kebudayaan dan Kepala Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan (GTK) Fadli Zon, kesepuluh tokoh ini terpilih dari 49 nominasi yang diajukan tahun ini, dimana 24 diantaranya dimasukkan dalam daftar prioritas.
“Proses nominasi dimulai dari tingkat akar rumput – dari warga dan pemerintah daerah – kemudian ditinjau oleh peneliti, akademisi, dan tokoh masyarakat di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional,” kata Zon pada 5 November.