Jakarta (ANTARA) – Ketua Asosiasi Petani dan Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor optimis bahwa peningkatan alokasi pupuk bersubsidi, dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton dapat membantu mewujudkan swasembada pangan.
“Pengalokasian pupuk yang disiapkan pemerintah untuk petani di seluruh Indonesia dapat mendukung terwujudnya swasembada pangan,” Noor menyatakan dalam sebuah pernyataan di sini pada hari Sabtu.
Menurut ketua KTNA, alokasi tambahan pupuk bersubsidi merupakan hadiah bagi petani Indonesia menjelang musim tanam kedua yang akan datang.
Dia mempertimbangkan bahwa kebutuhan pupuk bisa terpenuhi selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Untuk memaksimalkan musim tanam kedua yang akan datang, pihaknya akan berkoordinasi dengan petani di seluruh negeri untuk membantu meningkatkan produktivitas mereka.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan kelompok petani untuk mempersiapkan lahan mereka untuk produksi tahun 2024,” katanya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa alokasi pupuk subsidi tahun 2024 mendapat tambahan anggaran sebesar Rp28 triliun, atau US$1,7 miliar, sehingga totalnya menjadi Rp54 triliun (sekitar US$3,4 miliar).
Sulaiman menyatakan bahwa peningkatan alokasi pupuk tersebut merupakan hasil dari berbagai pertemuan antara presiden dan menteri terkait, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Dia menyatakan bahwa alokasi tambahan pupuk resmi diputuskan melalui Surat Menteri Keuangan Nomor S-297/MK.02.2024.
Dia mencatat bahwa distribusi pupuk harus melibatkan kepolisian, militer, dan pemerintah daerah untuk menguatkan pengawasan dan memastikan agar sesuai target.
Dia mengatakan bahwa pupuk bersubsidi tahun ini mencakup pupuk kimia dan organik untuk sembilan jenis komoditas: padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi, dan kakao.