Jakarta (ANTARA) – Indonesia membutuhkan pendidikan mikroelektronika yang kuat untuk bersaing di pasar semikonduktor global, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pada hari Sabtu.
“Semikonduktor berkaitan dengan desain chip; itu adalah mikroelektronika. Kita membutuhkan pendidikan mikroelektronika yang kuat untuk bersaing di pasar semikonduktor global,” katanya setelah seminar ekonomi di Jakarta.
“Pada masa depan, penting bagi kita untuk mengarahkan sumber daya manusia menuju visi Indonesia Emas,” tambahnya.
Hartarto mengatakan bahwa dalam jangka pendek, pendidikan vokasi di negara ini perlu ditingkatkan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang semikonduktor.
Menurutnya, sekolah vokasi sangat baik dalam menghasilkan tenaga kerja yang sangat teknis untuk produksi chip.
Pemerintah juga telah berupaya untuk meningkatkan pendidikan vokasional dengan mengeluarkan regulasi dalam bentuk potongan pajak super, tambahnya.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019, potongan pajak super adalah insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasional, termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi.
“Ini telah dibuat lebih mudah karena ada kekhawatiran dari perusahaan terkait audit dan lain-lain. Menteri Keuangan juga membuat prosesnya lebih mudah, dan diharapkan akan mulai dimanfaatkan,” kata Hartarto.
Dia juga mengatakan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus terus melakukan transformasi struktural, meningkatkan sumber daya manusia, dan mengembangkan mesin pertumbuhan baru.
“Terutama, mesin pertumbuhan tambahan berada di sektor digitalisasi karena Indonesia sudah memiliki kesepakatan kerangka ekonomi digital di ASEAN,” tambahnya.
Berita terkait: Sumber daya nikel menjadi tawaran kuat bagi Indonesia: Pandjaitan
Berita terkait: Masa depan industri manufaktur domestik di tengah ketidakpastian global
Translator: Muhammad Heriyanto, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024