Jakarta (ANTARA) – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menekankan peran penting sektor pendidikan dalam mempromosikan pengelolaan sampah dan mendorong sekolah dan universitas untuk membantu meningkatkan upaya penanganan sampah di area mereka.
Pada acara yang diselenggarakan sebagai bagian dari Aksi Kesadaran Nasional Sampah 2025 di Kalimantan Selatan, yang diikuti secara online di sini pada Sabtu, Nurofiq mencatat bahwa perubahan paradigma terkait sampah memerlukan perubahan budaya dan perilaku, yang dapat dicapai melalui pendidikan.
Menurut menteri, informasi dan edukasi tentang kesadaran sampah dapat diberikan dengan mengintegrasikan materi pembelajaran pengelolaan sampah dengan kegiatan ekstrakurikuler dan program di sekolah dan universitas.
Peran sekolah dan universitas juga dianggap penting untuk mengurangi sampah yang perlu diproses di tempat pembuangan sampah.
“Mahasiswa, dosen, siswa, guru, dan staf universitas, serta pemangku kepentingan di sektor pendidikan dapat mengurangi sampah mereka, menggunakannya kembali menjadi barang daur ulang, dan mengelola sampah sesegera mungkin,” katanya.
Semua pihak di sektor pendidikan juga diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam aksi lingkungan untuk mendukung upaya pengelolaan sampah di sekolah dan universitas.
Menteri mendorong semua siswa untuk terus mengembangkan teknologi pengelolaan sampah untuk mengurangi generasi sampah serta menciptakan inovasi yang tidak menghasilkan bentuk polusi baru.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup, sebanyak 32,8 juta ton sampah dihasilkan di seluruh Indonesia pada tahun 2024, berdasarkan laporan dari 303 kabupaten dan kota.
Sebagian besar adalah sampah makanan, yang menyumbang 39,43 persen dari total.
Penerjemah: Prisca Triferna, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2025