Pencarian Korban Longsor Cilacap: Hari Kelima Penyisiran Lokasi

Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA) – Tim penyelamat meningkatkan usaha pada hari Senin untuk menemukan korban yang masih hilang dari tanah longsor besar di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, seiring misi pencarian dan penyelamatan memasuki hari kelima.

Hingga Senin pagi, pihak berwenang melaporkan 46 orang terdampak: 23 selamat, 15 meninggal dunia dikonfirmasi, dan delapan orang masih dinyatakan hilang. Koordinator Misi SAR Muhammad Abdullah menyatakan cuaca yang lebih cerah membantu para kru memperluas pekerjaan mereka.

“Kami berharap kondisi hari ini memungkinkan kita untuk memaksimalkan pencarian agar semua korban dapat ditemukan,” ujarnya di lokasi bencana di Majenang.

Tim menggunakan tiga metode paralel: drone termal untuk mendeteksi tanda panas di bawah reruntuhan, anjing pelacak terlatih untuk menyisir rumah-rumah yang tertimbun, dan alat berat untuk menggali lumpur pekat dan tanah yang jatuh.

Abdullah mengatakan taktik gabungan ini dirancang untuk memperluas area pencarian dan meningkatkan peluang menemukan korban lebih cepat.

Operasi tetap dibagi menjadi empat sektor kerja: A1 dan A2 di Dusun Cibuyut serta B1 dan B2 di Dusun Tarukahan. Setiap lokasi memiliki koordinator lapangan yang menyiapkan rute evakuasi yang lebih aman seiring tanah yang perlahan stabil.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai upaya modifikasi cuaca pada hari Minggu untuk mengurangi curah hujan di wilayah tersebut.

Abdullah mengatakan operasi tersebut membantu menghasilkan langit cerah dari Minggu malam hingga Senin pagi, meningkatkan visibilitas bagi tim di darat.

Pada pukul 10 pagi hari Senin, para penyelamat telah menemukan dua jenazah lagi di Sektor A2: Nilna Nur Fauziah (9 tahun) pada pukul 08.57 dan Wafik Nur Aini Zahra (15 tahun) pada pukul 09.37. Kru juga mengambil dua sepeda motor dari Sektor B2.

MEMBACA  Wordle hari ini: Jawaban dan petunjuk untuk 13 Maret

Tanah longsor terjadi pada Kamis malam, tanggal 13 November, menimbun rumah-rumah di Tarukahan dan Cibuyut serta merusak 12 rumah sementara mengancam 16 rumah lainnya di area seluas kira-kira 6,5 hektar.

Runtuhan tersebut mengakibatkan amblesan sedalam dua meter dan retakan tanah sepanjang 25 meter, yang mempersulit pekerjaan pemulihan.

Sebuah balai desa dan sekolah terdekat telah dialihfungsikan menjadi tempat penampungan sementara.

Juru Bicara BNPB Abdul Muhari menyatakan kedua fasilitas tersebut kini memiliki dapur umum yang memadai untuk mendukung keluarga yang mengungsi. Lebih dari 28 kepala keluarga telah dievakuasi karena tanah yang tidak stabil dan risiko longsor lanjutan.