Selasa, 26 Agustus 2025 – 14:23 WIB
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, semakin serius dalam menangani masalah hama lalat buah, khususnya pada tanaman jeruk. Pengumpulan data, metode pengendalian, dan bantuan untuk petani menjadi fokus utama penanganan hama ini dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Percepat Pertumbuhan Investasi di Sumut, Gubernur Bobby Nasution Beri Insentif ke Pelaku Usaha
Keterangan Foto: Gubernur Sumut, Bobby Nasution, memimpin Rapat Koordinasi Produksi dan Hilirisasi Komoditas Jeruk yang diselenggarakan di Ruang Rapat 1, lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro No. 30, Medan, Senin (25/8/2025).
Bobby Nasution meminta kepada kabupaten penghasil jeruk seperti Karo, Simalungun, Dairi, Pakpak, dan Tapanuli Utara untuk menyiapkan data akurat mengenai lahan dan jumlah petaninya. Dengan data ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dapat membuat kebijakan yang lebih tepat. Selanjutnya, akan diimplementasikan penanganan hama lalat buah menggunakan teknologi dari PT Agrari. Poin terakhir adalah menyelesaikan masalah pendanaan para petani jeruk yang saat ini cukup kompleks.
Baca Juga:
HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Gubernur, Wagub, dan Sekdaprov Sumut Kompak Pakai Baju Adat
“Tiga hal ini perlu kita kerjakan. Masing-masing sudah ada pembagian tugasnya, mana yang dikerjakan pemda, mana yang provinsi, dan mana bagian mitra. Aksi nya harus tepat, terutama datanya karena kita akan bergerak dari situ,” ujar Bobby usai rapat di Kantor Gubernur.
Menurut Bobby, Pemprov Sumut akan melakukan intervensi langsung dalam satu bulan kedepan untuk penanganan hama lalat buah ini. Dia berharap metode yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan baik.
CEO PT Agri, Robertus Theodore, mengatakan banyak petani yang mengalami kesulitan dana. Tak sedikit petani jeruk yang terlilit hutang, sehingga kebunnya terbengkalai atau dialihkan ke tanaman lain.
“Banyak petani jeruk yang benar-benar kesulitan. Mereka punya hutang dan tidak bisa mengajukan pinjaman ke bank karena pembayaran macet. Jeruk mereka juga rugi. Kita bersama Pak Gubernur ingin selesaikan masalah ini,” kata Robertus.
Robertus bersyukur Bobby Nasution punya perhatian besar pada jeruk asli Sumut. Dia berharap skema yang telah berhasil diterapkan di Liang Melas Datas (LMD), Karo, bisa juga digunakan di daerah perkebunan jeruk lainnya.
“Skema ini berhasil di LMD, dan kita ingin terapkan di lokasi lain. Untuk menyelesaikan masalah lalat buah, harus dilakukan di satu kawasan dan secara bersama-sama. Kalau tidak, jeruk Karo bisa punah seperti jeruk dari daerah lain,” ujarnya.
Bupati Karo, Antonius Ginting, menyatakan saat ini lahan kebun jeruk yang aktif tinggal 4.841 hektar. Padahal, sebelumnya perkebunan jeruk di Karo pernah mencapai 20.000 hektar.
“Ini data real kebun jeruk yang masih aktif. Nanti akan kita kategorikan lagi mana yang perlu diterapkan metode ini. Ada indikator yang harus dipenuhi agar penanganan hama lalat buah bisa berhasil,” kata Antonius.
Rapat ini juga dihadiri oleh Bupati Dairi Vickner Sinaga, Wakil Bupati Pakpak Mutsyuhito Solin, serta perwakilan daerah lainnya. Hadir juga Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Rajali, serta perangkat daerah terkait.