Pemulihan Konektivitas Jadi Prioritas Aceh untuk Percepatan Pemulihan

Pemerintah Provinsi Aceh fokus membangun kembali konektivitas di wilayah tengah provinsi untuk mempercepat pemulihan pasca banjir dan tanah longsor dahsyat yang terjadi akhir November 2025.

“Akses jalan di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues adalah urat nadi perekonomian lokal,” kata Sekretaris Daerah Aceh M. Nasir pada Sabtu.

Dia menekankan bahwa pemerintah berkomitmen memperbaiki titik-titik infrastruktur kunci untuk memastikan kelancaran distribusi logistik dan bahan bakar.

“Jika barang dapat mengalir lancer dan pasokan tetap cukup, ekonomi lokal akan terus pulih. Itulah mengapa pemulihan konektivitas sangat mendesak,” ujar Nasir.

Proyek prioritas mencakup membuka kembali rute yang terblokir dan memperbaiki penghubung vital seperti jembatan yang menghubungkan Bireuen dan Bener Meriah, serta jalan Simpang KKA–Bener Meriah.

Pemerintah juga berupaya memulihkan akses di koridor Pameu–Aceh Tengah, Nagan Raya–Aceh Tengah, dan Aceh Tengah–Gayo Lues untuk menghidupkan kembali mobilitas antar kabupaten dataran tinggi.

Selain perbaikan jalan, Nasir menyoroti perlunya relokasi warga terdampak bencana ke area yang lebih aman.

Dia mendorong Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk memverifikasi data rumah rusak dan mengusulkan memanfaatkan puing kayu dari banjir dan tanah longsor untuk membangun kembali jembatan dan rumah.

Bupati Aceh Tengah Haili Yoga melaporkan bahwa ekonomi mulai bangkit seiring membaiknya akses jalan antar kabupaten.

Namun, dia mencatat bahwa beberapa desa masih terisolasi, membutuhkan bantuan logistik yang diantarkan lewat udara.

Aceh termasuk salah satu dari tiga provinsi di Sumatra—bersama Sumatra Utara dan Sumatra Barat—yang terdampak banjir dan tanah longsor baru-baru ini.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per 28 Desember, bencana tersebut menelan 1.138 korban jiwa, dengan 511 kematian tercatat di Aceh.

MEMBACA  Pria Gus Memeriksa Dapur, 70 Ton Bumbu Indonesia Dibawa Masuk

Data BNPB juga menunjukkan sekitar 171.000 rumah rusak di 52 kabupaten dan kota, dengan Aceh menyumbang mayoritas yaitu 133.600 unit.

*Penerjemah: M Ifdhal, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025*

Tinggalkan komentar