Pemotongan Anggaran: Kementerian Mengalihkan Fokus Penelitian pada Isu Prioritas

Jakarta (ANTARA) – Sebagai tanggapan terhadap arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memotong anggaran di berbagai lembaga negara, Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi memutuskan untuk memfokuskan kegiatan risetnya pada isu-isu prioritas, termasuk dorongan kemandirian pangan Indonesia.

“Kebijakan efisiensi anggaran tidak selalu meredam kapasitas riset kami,” tegas Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian itu, Fauzan Adziman, di Jakarta pada hari Selasa.

Ia menyatakan bahwa lembaganya juga akan mengalokasikan anggaran untuk riset tentang transportasi, kesehatan, urusan maritim, ekonomi hijau, dan misi-misi Asta Cita presiden, serta isu-isu lain yang terkait.

Menyusul itu, Adziman menyebut program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebagai topik riset prioritas yang terkait dengan misi-misi tersebut.

“Kita dapat mengarahkan kegiatan riset kami untuk mendukung program MBG,” katanya.

Ia kemudian menyinggung kemungkinan pemerintah mengalokasikan kembali anggaran yang semula dialokasikan untuk inisiatif lain untuk mendanai kegiatan riset, termasuk anggaran pendidikan yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan (LPDP).

Selain itu, ia mengatakan pemerintah mungkin akan melibatkan sektor swasta dalam pembiayaan riset tentang upaya downstreaming untuk mendukung industri dalam negeri.

“Kami bertujuan untuk lebih mengurangi impor dengan menggantikan barang-barang impor dengan yang diproduksi secara domestik. Untuk itu, kita perlu mengalokasikan anggaran untuk inisiatif riset dan pengembangan yang relevan,” katanya.

Mengingat hal itu, Direktur Jenderal R&D menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan terkait, termasuk pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku industri.

“Kami berupaya untuk membangun kerja sama, karena kita tidak bisa membiarkan anggaran yang rendah menghentikan kita dari melakukan riset,” tegasnya.

Pada awalnya, Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi memiliki anggaran riset sebesar Rp1,9 triliun (US$116 juta). Pembahasan untuk menentukan anggaran yang direvisi mengikuti kebijakan efisiensi masih terus berlangsung di dalam kementerian.

MEMBACA  Jam Tangan Apple tanpa fitur pemantauan oksigen darah yang dilarang akan dijual pada pagi hari Kamis

Berita terkait: Kementerian mendorong pertumbuhan industri kedirgantaraan melalui riset

Berita terkait: BRIN mencari riset genetik HMPV, tes diagnostik

Berita terkait: UI membuka lima laboratorium riset baru untuk memajukan inisiatif keberlanjutan

Penerjemah: Sean F, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar