Johannesburg, Afrika Selatan (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan rencana pertemuan Presiden Angola Joao Manuel Goncalves Lourenco dan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali dengan Presiden Prabowo Subianto tahun depan.
Rencana ini disampaikan saat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri pertemuan bilateral pull aside dengan beberapa negara mitra di sela-sela KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Sabtu (22 November).
"Terkait pertemuan bilateral, Angola dan Ethiopia menyampaikan keinginan mereka untuk berkunjung ke Indonesia," kata Hartarto dalam pernyataan pers pada Sabtu.
Menurut dia, kedua negara telah menunjukkan minat untuk mengeksplorasi kerjasama dengan Indonesia, khususnya di sektor pertanian.
Menteri menambahkan bahwa beberapa investor Indonesia juga telah masuk ke pasar Ethiopia.
Di sisi lain, Hartarto menyebutkan bahwa Ethiopia membutuhkan pasokan minyak sawit dan turunannya dari Indonesia.
"Mereka sudah menyampaikan ketertarikan di sektor-sektor tertentu, termasuk pertanian. Kami akan sampaikan ini kepada Presiden dan untuk mendalami kerjasama antara berbagai negara," lanjutnya.
Selain itu, Hartarto menyinggung minat Finlandia untuk mengeksplorasi kerjasama dengan Indonesia dalam bentuk tata kelola data dan telekomunikasi.
"Finlandia, sebagai negara berteknologi tinggi, berminat masuk ke pusat data kita dan juga di sektor telekomunikasi," ujarnya.
Sementara itu, di sela-sela KTT G20, Wakil Presiden Gibran melakukan pertemuan bilateral dengan enam kepala negara dan lembaga dunia yaitu Perdana Menteri Ethiopia; Perdana Menteri Vietnam; Presiden Angola, yang juga merupakan Ketua Uni Afrika; Presiden Finlandia; Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO); dan Sekretaris Jenderal Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD).
Kehadiran Wakil Presiden Gibran di KTT G20 merupakan penugasan langsung dari Presiden Prabowo, yang tidak dapat hadir.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyatakan bahwa keputusan ini dibuat karena pertemuan tingkat tinggi dengan para pemimpin dunia bertepatan dengan beberapa agenda domestik penting Presiden.
Berita terkait: Indonesia mendukung Presidensi G20 Afrika Selatan, incar kerja sama bebas visa
Berita terkait: RI tegaskan komitmen untuk perluas investasi keluar di Afrika Selatan
Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025