Pemerintah Indonesia memprioritaskan penanganan lebih cepat untuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla) guna mencegah kerusakan ekosistem lebih lanjut, ungkap Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.
“Kecepatan dan ketepatan sangat penting. Saat kebakaran terjadi, harus segera dipadamkan agar tidak berkembang jadi api besar, terutama di lahan gambut yang butuh usaha luar biasa untuk dikendalikan,” jelasnya dalam pernyataan pada Sabtu.
Ketika memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Karhutla di Pontianak, Kalimantan Barat, Nurofiq menegaskan bahwa percepatan penanganan karhutla saat ini jadi prioritas utama.
Ia yakin respons dini terhadap kebakaran bisa mencegah polusi udara, kerusakan ekosistem, dan penyebaran api, khususnya di area gambut yang rentan.
Di Kalimantan Barat, tercatat hingga 31 Juli ada sekitar 1.500 titik panas terdeteksi, dengan 297 di antaranya masuk kategori keykinan tinggi.
Sebanyak 258 kebakaran terjadi, merusak 989 hektar lahan, terutama di area mineral dan gambut di Kabupaten Sambas, Mempawah, dan Kubu Raya.
Sejak menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla pada 17 April, otoritas telah mengkoordinasikan langkah terpadu, termasuk mengerahkan tiga pesawat water-bombing di Mempawah dan Kubu Raya sejak 27 Juli.
Upaya ini juga didukung patroli udara, operasi modifikasi cuaca, patroli darat intensif, dan pemadaman api oleh beberapa instansi berwenang.
Soal penegakan hukum, Nurofiq menekankan toleransi nol terhadap pembakaran hutan dan lahan, sambil menyatakan semua pelanggaran akan ditindak tanpa kecuali, baik oleh pelaku individu maupun pemegang konsesi perusahaan.
Dalam pernyataan yang sama, Kepala BNPB Suharyanto memuji kepemimpinan Nurofiq, menyoroti keberhasilan percepatan mitigasi karhutla di Provinsi Riau yang selesai dalam lima hari sejak kedatangan menteri.
Ia berharap pendekatan serap bisa diterapkan di Kalimantan Barat.
“Saya apresiasi komitmen dan sinergi yang ditunjukkan Menteri Nurofiq beserta jajarannya dalam menangani karhutla. Semoga pola serupa bisa diterapkan di Kalimantan Barat,” kata Suharyanto.
Berita terkait:
W Kalimantan: BMKG lakukan modifikasi cuaca untuk tekan kebakaran
Presiden keluarkan instruksi atasi kebakaran hutan dan lahan: Pejabat
Pemda diminta tingkatkan pengelolaan kebakaran hutan
Penerjemah: Prisca Triferna, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025