Pemerintah Tingkatkan Populasi Satwa Kritis Terancam Punah

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah sedang berupaya keras untuk meningkatkan populasi hewan yang sangat terancam punah di Indonesia. Salah satu cara nya adalah dengan memindahkan dua badak jawa (Rhinoceros sondaicus) ke area konservasi baru.

Pada peluncuran operasi Translokasi Badak Jawa di Jakarta, Jumat, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan tujuan kementerian adalah meningkatkan populasi hewan yang dilindungi dan kritis ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Konservasi sumber daya alam dan ekosistem, menurutnya, ditargetkan untuk meningkatkan status spesies dari ‘kritis’ menjadi ‘genting’ lalu ke ‘rentan’.

"Targetnya adalah meningkatkan populasinya dulu, agar stabil. Setelah stabil, kita akan pantau tiap tahun untuk lihat hasilnya," ujarnya.

Untuk meningkatkan populasi, pemerintah akan memindahkan sepasang badak jawa, yang saat ini satu-satunya spesies yang tersisa di dunia di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), ke Area Studi dan Konservasi Badak Jawa (JRSCA).

Translokasi ini dilakukan karena studi menunjukkan hewan ini menghadapi risiko kepunahan yang tinggi akibat kapasitas habitat terbatas, keragaman genetik rendah, dan tingkat perkawinan sedarah sebesar 58,5 persen.

Sebuah Analisis Kelangsungan Hidup Populasi (PVA) bahkan memprediksi spesies ini bisa punah dalam waktu kurang dari 50 tahun tanpa intervensi nyata.

Dua badak telah terpilih untuk dipindahkan, dengan mempertimbangkan haplotype genetik mereka yang berbeda untuk mencegah perkawinan sedarah. Mereka kemudian akan digiring ke area penampungan yang aman sebelum akhirnya dipindahkan ke JRSCA.

Translokasi badak ini dilakukan oleh Kementerian Kehutanan, bekerjasama dengan TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk mengangkut badak jawa dari Semenanjung Ujung Kulon ke JRSCA di Desa Ujungjaya, Pandeglang, Banten.

MEMBACA  Turkiya Membantah Keterlibatan dalam Rencana Dugaan Pembunuhan Menteri Israel, Ben Gvir

Kedua lokasi tersebut berada dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer melintasi laut.

"Tahun ini, target kita adalah bisa melakukan translokasi, tetapi tidak bisa dipaksakan," katanya.

Salah satu alasan translokasi tidak dapat dilakukan dengan cepat adalah karena badak jawa adalah hewan pemalu dan mudah stres. Mereka juga tidak bisa didekati dengan mudah oleh manusia.