Pemerintah Targetkan Elektrifikasi Penuh pada 2030, Fokus ke Daerah Terpencil

Minahasa, Sulawesi Utara (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa kementeriannya memprioritaskan rasio elektrifikasi (RE) di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Targetnya, seluruh Indonesia sudah teraliri listrik pada tahun 2029 hingga 2030.

“Pada 2029 sampai 2030, semua desa dan kelurahan harus punya listrik. Generasi penerus harus dapat akses ke fasilitas yang layak untuk memperoleh pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas, serta peluang ekonomi,” ujarnya pada Rabu.

Menurut Lahadalia, rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,83 persen pada semester pertama 2025. Pemerintah terus fokus pada wilayah-wilayah 3T karena masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik, tambahnya.

Di Provinsi Sulawesi Utara, rasio elektrifikasi tercatat 99,40 persen pada pertengahan 2025, yang berarti masih ada 0,60 persen rumah tangga tanpa akses listrik. Sementara itu, Provinsi Papua Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masing-masing mencatat rasio 89,80 persen dan 89,22 persen.

Menteri telah menginstruksikan agar sisa pekerjaan elektrifikasi di Sulawesi Utara diselesaikan paling lambat tahun 2026.

“Masih ada sekitar 11 atau 12 desa di Sulawesi Utara yang belum ada listriknya. Saya ingin semuanya sudah terhubung pada 2026. Kita tidak bisa biarkan ini berlanjut, terutama di daerah perbatasan,” tegasnya.

Lahadalia juga meresmikan proyek strategis elektrifikasi perdesaan bertajuk “Merdeka dari Kegelapan”, yang berpusat di Desa Wolaang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

“Inisiatif ini sangat penting karena kehadiran negara harus menjamin distribusi energi yang merata, yang merupakan arahan utama dari Presiden dalam visi Astacita,” ujarnya dalam upacara peresmian tersebut.

Program elektrifikasi, yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto, mencakup beberapa kegiatan kunci seperti Program Bantuan Pemasangan Listrik Baru (BPBL) di Minahasa dan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wairara berkapasitas 1 x 128 kilowatt di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

MEMBACA  5 Fakta Menarik Sebelum Pertandingan Barcelona vs PSG di Liga Champions

Program ini juga diikuti dengan peresmian PLTMH Anggi Tahap I (1 x 150 kilowatt) dan peletakan batu pertama untuk Anggi Tahap II (2 x 250 kilowatt) di Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]

*Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025*