Jakarta (ANTARA) – Kementerian Agama Indonesia akan menetapkan standar bangunan untuk pesantren agar kejadian seperti robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny tidak terulang lagi.
“Masalah standar bangunan ini akan kami bahas bersama para kiai, gus, dan pemangku kepentingan pesantren lainya,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat kementerian, Thobib Al Asyhar, di Jakarta pada Senin.
Thobib menyebutkan insiden di Al Khoziny mendapat perhatian serius dari Menteri Agama, yang langsung mengunjungi lokasi tak lama setelah robohnya gedung tersebut.
“Pak Menteri datang beberapa hari lalu untuk memahami keadaan, menyampaikan empati kepada korban, dan menilai langsung kondisi di lokasi,” jelasnya.
Dia menambahkan, Menteri memandang tragedi ini sebagai pembelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan keamanan dan mencegah kejadian serupa.
“Kementerian berkomitmen bekerja sama dengan pesantren untuk memastikan semua gedung sekolah menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi santri,” tambah Thobib.
Dia mengatakan kementerian akan mendiskusikan prosedur konstruksi dengan pimpinan pesantren dan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum serta instansi terkait lainnya untuk meningkatkan kesadaran tentang standar bangunan yang benar.
“Kami juga akan membagikan pengetahuan dan panduan agar proyek pembangunan di masa depan mematuhi peraturan keselamatan,” ujarnya.
Pesantren, sebagai sekolah agama Islam tradisional yang unik di Indonesia, telah lama berkontribusi dalam pendidikan, budaya, dan pembangunan karakter.
“Para orang tua tidak perlu takut menyekolahkan anaknya ke pesantren. Kementerian Agama akan terus memantau dan memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegas Thobib.
*Translator: Asep, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025*