Jakarta (ANTARA) – Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Indonesia, Brian Yuliarto, berjanji akan memperkuat hilirisasi industri sawit melalui penelitian dan pendidikan tinggi.
“Sawit adalah komoditas yang sangat strategis, tapi pengembangan hilirisasinya belum selesai. Kami akan gunakan ini sebagai proyek percontohan dan pastikan realisasinya,” kata Meneter Yuliarto pada Jumat.
Kementerian tersebut telah bekerja sama dengan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) untuk memajukan riset, pengembangan teknologi, dan hilirisasi sektor sawit.
Yuliarto menyoroti riset penting terbaru di bidang ini, seperti pengembangan teknologi pengolahan kering sawit yang beroperasi di suhu di bawah 80 derajat Celsius.
Metode ini menggunakan suhu jauh lebih rendah dibanding cara konvensional yang biasanya beroperasi di 180-200 derajat Celsius dan menghasilkan limbah cair serta gas rumah kaca.
Teknologi ini dikembangkan bersama oleh ITB, UI, dan mitra industri, telah menghasilkan produk seperti RBMO dan stearin.
Produk-produk ini memiliki kadar kontaminan 3-MCPD sangat rendah, memenuhi standar internasional, telah diuji, dan siap dikomersilkan.
Berita terkait: BRIN kembangkan demulsifier untuk tangani limbah sawit
“Teknologi ini dirancang hemat energi, tidak menghasilkan limbah cair, dan meningkatkan nilai ekonomi petani,” ujar Yuliarto.
Selain itu, akan diterapkan model bisnis berbasis koperasi, dimana pabrik dimiliki bersama oleh petani dan akan dialihkan sepenuhnya ke mereka setelah jangka waktu tertentu.
Roadmap awal bertujuan membangun model percontohan di satu juta hektar perkebunan sawit rakyat.
Diperkirakan sekitar 34,8% dari total 6,88 juta hektar perkebunan rakyat perlu diremajakan untuk meningkatkan produktivitas dari 9,2 ton menjadi 21,3 ton per hektar.
Proyek ini diperkirakan butuh investasi Rp171 triliun (sekitar US$10,4 miliar) untuk peremajaan dan pengembangan infrastruktur pengolahan.
Dengan investasi ini, pendapatan tahunan industri sawit nasional diproyeksikan naik dari Rp61,5 triliun (US$3,7 miliar) menjadi Rp142,7 triliun (US$8,7 miliar) pada 2029 dan menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 16 juta petani beserta keluarganya.
Berita terkait: Hilirisasi sawit untuk penuhi kebutuhan gizi masyarakat: kementerian
Penerjemah: Sean, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025