Pemerintah Relokasi Badak Kalimantan Terakhir untuk Kelestarian Spesies

Kementrian Kehutanan Mulai Siapkan Relokasi Badak Kalimantan Terakhir

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kehutanan Indonesia udah mulai persiapan buat nindahkan Pari, satu dari cuma dua badak Kalimantan (Dicerorhinus sumatrensis harrisoni) yang masih idup di Pulau Kalimantan. Ini adalah bagian dari usaha konservasi yang sangat penting.

Rencana ini diumumin sama Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, waktu peluncuran Operasi Merah Putih, yaitu program yang fokus buat translokasi badak Jawa.

"Kami juga sedang menyiapkan operasi serupa untuk badak bernama Pari yang tinggal di Kalimantan," kata Satyawan di Jakarta, hari Jumat.

Pari adalah badak Kalimantan terakhir yang masih liar. Satu-satunya badak yang selamat lainnya, Pahu, sudah dipindahin ke Pusat Konservasi Badak Kelian di Kalimantan Timur.

Satyawan ngegasin kalau kelangsungan hidup subspesies ini bergantung pada tindakan cepat, soalnya kedua badak yang masih ada itu betina.

"Teknologi reproduksi berbantu sangat penting dalam kasus ini. Karena kedua individu itu perempuan, perlu buat ngambil dan membuahi oosit mereka dengan sperma sebelum nanam embrio ke induk pengganti," jelasnya.

Dia nambahin, dorongan pemerintah untuk ngehidupin lagi populasi badak Kalimantan dan Jawa terjadi setelah terobosan terbaru di Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung, di mana dua badak Sumatera lahir.

Seekor anak betina bernama Anggi lahir dari Ratu dan Andalas pada 30 September 2023, sementara anak jantan bernama Indra lahir dari Delilah dan Harapan pada 25 November di tahun yang sama.

Berita terkait: Kementerian Klaim Indonesia Satu-satunya Penjaga Badak Jawa
Berita terkait: Kementerian Rencanakan Translokasi Badak Jawa untuk Diversifikasi Genetik

Penerjemah: Prisca T, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Membangun Daya Saing Industri AI di Indonesia