Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia berencana mempercepat pembangunan sawah di wilayah timur sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk menstabilkan harga dan memperkuat ketahanan pangan, kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada hari Senin.
Inisiatif ini menargetkan wilayah Zona 3 — termasuk Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) — di mana harga beras telah melonjak karena produksi yang terbatas dan biaya logistik yang tinggi. Langkah ini melengkapi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pemerintah, yang bertujuan mengendalikan harga makanan pokok.
“Kami akan mengembangkan sawah di wilayah seperti Papua sebagai solusi permanen ke depannya,” kata Sulaiman kepada wartawan setelah rapat koordinasi di Kementerian Pertanian di Jakarta.
Operasi pasar SPHP akan berlanjut hingga Januari atau Februari 2026, didukung oleh stok beras sisa sekitar satu juta ton, tambahnya.
Berita terkait: Indonesia to revamp fertilizer factories for food self-sufficiency
Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan para menterinya untuk mencapai swasembada pangan di semua pulau, mencakup beras serta minyak goreng dan sumber protein.
Sulaiman mencontohkan Kalimantan, mencatat bahwa pulau yang dulunya bergantung pada pasokan dari Surabaya dan Sulawesi Selatan, kini sudah swasembada pangan di Kalimantan Selatan, Tengah, dan Barat.
Untuk menyelesaikan tujuan itu, kementerian berencana mengintensifkan perluasan sawah di Kalimantan Utara dan Timur, memastikan seluruh pulau mencapai kemandirian pangan penuh.
Secara nasional, pemerintah menargetkan untuk mengembangkan 225.000 hektar sawah baru tahun ini, dengan angka itu diperkirakan naik menjadi 400.000 hektar pada 2026. Sekitar 200.000 hektar akan berasal dari proyek food estate skala besar di Merauke, Papua.
Per 19 Oktober 2025, harga rata-rata beras SPHP di tingkat konsumen berada di angka Rp12.531 (US$0,76) per kilogram, sedikit di atas atap eceran nasional sebesar Rp12.500, menurut data dari Badan Pangan Nasional.
Program ini menggarisbawahi agenda yang lebih luas Prabowo untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketergantungan impor di tengah kenaikan harga pangan global.
Berita terkait: Prabowo shows strong commitment to national food sovereignty: Scholar
*Penerjemah: Shofi Ayudiana, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025*