Jakarta (ANTARA) – Kementerian Agama Indonesia memperluas beasiswa dan tunjangan untuk guru serta dosen pendidikan agama. Ini adalah bagian dari agenda Asta Cita tahun pertama Presiden Prabowo Subianto, menurut keterangan kementerian pada Selasa.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa meningkatkan kesejahteraan guru adalah kunci untuk memperkuat pendidikan agama dan membentuk karakter bangsa.
Tunjangan bulanan untuk guru non-PNS telah naik dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta.
Sementara itu, sebanyak 206.325 guru mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG), meningkat 700 persen dari tahun lalu. Lebih dari 5.000 dosen di Perguruan Tinggi Keagamaan juga bergabung dalam program ini.
“Guru dan dosen yang menyelesaikan program PPG akan menerima tunjangan profesional mulai tahun depan,” kata Umar.
Kementerian juga memperluas akses pendidikan tinggi dengan memberikan 156.581 beasiswa KIP, 6.453 beasiswa Indonesia Bangkit, dan 2.270 beasiswa Santri Berprestasi.
Beasiswa ini mencakup 329 mahasiswa Papua dan 153 penerima beasiswa zakat yang tersebar di 21 universitas negeri dan swasta.
Dalam setahun terakhir, Program Indonesia Pintar (PIP) membantu 19.264 siswa Pendidikan Agama Kristen, 161.591 siswa pesantren, dan 1.469 siswa Pendidikan Agama Hindu.
Selain itu, lebih dari Rp9 triliun dialokasikan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Raudlatul Athfal dan Madrasah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Umar menyoroti pendirian perguruan tinggi negeri Konghucu pertama di Indonesia, SETIAKIN, di Bangka Belitung, yang mencerminkan komitmen pada pendidikan tinggi Konghucu.
Kementerian juga mendukung revitalisasi sekolah agama melalui Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, dan Program Hasil Cepat Terbaik (PHTC). Dua madrasah terpilih sebagai Sekolah Transformasi Garuda, dan 1.414 sekolah Islam direvitalisasi di bawah PHTC.
“Upaya-upaya ini menunjukkan komitmen kami untuk memajukan pendidikan keagamaan dan spiritual,” tambah Umar.