Pemerintah tingkatkan komitmen untuk menghapuskan tuberkulosis (TBC) dengan dukungan pemerintah daerah, karena penyakit ini jadi masalah kesehatan utama bagi masyarakat, terutama di delapan provinsi prioritas.
Forum Koordinasi 8 Gubernur diadakan oleh pemerintah pusat untuk jalin koordinasi dan komitmen hapuskan TBC di delapan provinsi dengan angka TBC tertinggi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa eliminasi TBC adalah salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto, karena penyakit ini mengambil lebih banyak nyawa dibandingkan COVID-19.
Sejak ditemukan, penyakit ini telah mengakibatkan 1 miliar kematian di seluruh dunia, dan setiap tahunnya 1 juta orang meninggal karenanya, kata Sadikin.
Tantangan utamanya adalah mendeteksi kasusnya. Dari perkiraan 1 juta kasus per tahun, Indonesia baru mengidentifikasi 47 persennya, atau 508.994, per 25 Agustus 2025. Hanya Banten yang berhasil capai angka target.
Dari kasus yang ditemukan, 90 persen pasien TBC sensitif obat sudah mengikuti pengobatan, sementara tingkat pengobatan untuk pasien TBC kebal obat hanya 77 persen dari target 95 persen.
“Tapi, tingkat keberhasilan terapinya masih di bawah target. Tidak ada provinsi yang capai 90 persen untuk terapi TBC sensitif obat, dan hanya Kalimantan Utara yang capai 80 persen untuk TBC kebal obat,” ujarnya.
Selain itu, cakupan terapi pencegahan TBC masih rendah, hanya tercatat 8 persen dari target 72 persen per Agustus 2025. Ini berarti hanya 108.590 orang yang tinggal dengan pasien TBC dapat terapi tersebut.
Pendanaan telah dialokasikan dari banyak sumber, seperti APBN, tapi progresnya masih rendah, tambahnya. Jadi, kondisi ini sorot urgensi untuk upaya kolaborasi masif dan terpadu dari para pemangku kepentingan, edukasi, dan intervensi dari pemerintah daerah, tegas Sadikin.
Menurut Laporan Tuberkulosis Global 2024, Indonesia ada di peringkat kedua secara global untuk kasus TBC, dengan 1,09 juta kasus dan 125 ribu kematian per tahun, imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian minta komitmen pemerintah daerah untuk hapuskan penyakit ini. Menurut dia, targetnya tidak bisa dicapai oleh sektor kesehatan saja dan perlu didukung oleh kebijakan, sumber daya, dan upaya daerah.
“Kemendagri akan pastikan eliminasi TBC jadi target pembangunan di setiap daerah,” kata Karnavian.
Oleh karena itu, dia mendorong pemerintah daerah untuk lakukan beberapa langkah, seperti merumuskan kebijakan untuk capai eliminasi TBC dan mengalokasikan dana yang cukup untuk inisiatif ini.
Selain itu, tingkatkan fasilitas kesehatan primer untuk memperkuat deteksi dini dan pengobatan, serta libatkan para pemangku kepentingan dalam upaya penghapusan penyakit ini.