Sabtu, 27 September 2025 – 02:36 WIB
Jakarta, VIVA – Pemerintah sekarang sedang mendorong proyek-proyek yang menuju ke emisi karbon rendah untuk sektor pembangunan di Indonesia.
Baca Juga :
Dukung Generasi Sehat, MBG Diperkuat dengan Pola Baru dan Pengawasan Ketat
Dalam hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berkomitmen untuk mencapai target efisiensi sumber daya, terutama pada bangunan yang dikelola pemerintah maupun swasta.
“Untuk mempercepat upaya ini, Pemerintah mendorong keterlibatan pemangku kepentingan lewat program peningkatan kapasitas dan mendukung pemerintah daerah dalam penerapan dan sertifikasi bangunan hijau,” ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti dalam acara proyek Asia Low-Carbon Buildings Transition (ALCBT), dikutip Sabtu, 27 September 2025.
Baca Juga :
Di Sidang PBB, Prabowo Pede RI Bisa Capai Nol Emisi Lebih Cepat dari 2060
Proyek ALCBT yang diselenggarakan bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian PUPR ini, dihadiri oleh 300 peserta.
Pesertanya terdiri dari para pemangku kepentingan utama sektor bangunan, termasuk pemerintah, pemilik gedung, lembaga keuangan, serta produsen sistem pemanas, ventilasi, dan AC (HVAC).
Baca Juga :
Hashim: RI Komitmen Ubah Tantangan Iklim Jadi Peluang Pembangunan Hijau
Proyek ini membahas lebih lanjut upaya dan kemajuan Indonesia menuju bangunan berkelanjutan dan rendah karbon.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, efisiensi energi juga sangat mendukung target Net Zero Emission Indonesia.
“Efisiensi energi dapat berkontribusi menurunkan hingga 37% emisi nasional, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui penghematan dan penggunaan teknologi yang cerdas,” jelasnya.
Untuk mendukung proyek rendah emisi ini, ASEAN Centre for Energy (ACE) memperkenalkan sistem AC rendah emisi yaitu Pedoman Pengadaan Hijau (Green Public Procurement).
Terpisah, Direktur Eksekutif ACE Razib Dawood menyebutkan, Pengadaan Hijau ini efektif untuk mendorong transisi rendah karbon khususnya di Asia Tenggara.
“Dengan memasukkan pertimbangan efisiensi dalam keputusan pengadaan barang dan jasa pemerintah, terutama untuk AC yang menyumbang bagian terbesar konsumsi energi di gedung pemerintah, dapat memberikan contoh yang baik,” ucap Razib.
Halaman Selanjutnya
“Efisiensi energi dapat berkontribusi menurunkan hingga 37% emisi nasional, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui penghematan dan penggunaan teknologi yang cerdas,” terang dia.