Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan stok kebutuhan pokok, termasuk makanan dan obat-obatan, tetap mencukupi di wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatra Utara dan Aceh.
Pernyataan ini disampaikan usai Presiden Prabowo Subianto menuntaskan kunjungan dua hari ke Aceh dan Sumatra Utara yang bertujuan memastikan bantuan cepat bagi warga terdampak bencana.
“Stok kami cukup. Kebutuhan pangan terpenuhi. Kami juga terus memastikan ketersediaan pakaian dan obat-obatan,” kata Hadi di Lanud Soewondo, Medan, Sumatra Utara, pada Sabtu.
Ia mengungkapkan meski masih ada beberapa hambatan, sebagian besar daerah terdampak kini sudah bisa diakses.
Menurut Hadi, pemerintah telah menilai kebutuhan masyarakat, termasuk ketersediaan makanan, pakaian, obat-obatan, dan air bersih, khususnya di Kabupaten Aceh Tamiang, salah satu area yang paling parah terkena banjir.
Ia menambahkan bahwa hampir seluruh rumah sakit di wilayah terdampak telah beroperasi kembali, meski beberapa belum berjalan dengan kapasitas penuh.
Pada kesempatan yang sama, Hadi menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana, termasuk TNI, Polri, BNPB, Basarnas, relawan, dan masyarakat setempat.
“Seperti selalu ditegaskan Presiden, ini mencerminkan kebersamaan, rasa kekeluargaan, dan semangat gotong royong kita. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujarnya.
Hadi juga berterima kasih kepada warga lokal atas sambutan hangat kepada Presiden Prabowo selama kunjungannya ke Aceh dan Sumatra Utara.
Banjir dan tanah longsor melanda tiga provinsi di Sumatra—Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat—pada akhir November 2025 setelah curah hujan tinggi.
Berdasarkan data BNPB per 13 Desember, korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 1.006 orang, dengan 217 orang masih dilaporkan hilang.
Berita terkait: Data perumahan korban banjir diproses paralel: Sekretaris Negara
Berita terkait: Pemerintah Indonesia berupaya pulihkan jaringan listrik Aceh
*Penerjemah: Fathur Rochman, Raka Adji
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025*