Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan bahwa pemerintah sedang merancang kebijakan kecerdasan buatan (AI) yang dapat bermanfaat bagi masyarakat di tengah dinamika geopolitik global yang sedang berlangsung.
\”Kami mengadopsi kebijakan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan kami,\” kata staf ahli Kementerian tersebut, Wijaya Kusumawardhana, saat berbicara dalam diskusi tentang \”AI: Tren atau Kebutuhan?\” di sini pada hari Senin.
Dia menjelaskan bahwa dalam lanskap pengembangan AI saat ini, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa sedang fokus pada keamanan data, yang merupakan aspek fundamental dari pengembangan AI.
Kusumawardhana menekankan bahwa keamanan data sedang dikejar untuk melindungi privasi pemilik data, mencatat bahwa Indonesia memiliki Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (Undang-Undang PDP).
Berdasarkan pengalaman pengembangan AI China, Kusumawardhana menekankan bahwa Indonesia juga harus fokus pada melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif bagi masyarakat.
Sementara itu, pemerintah menegaskan bahwa pengembangan AI harus mematuhi Surat Edaran Menteri Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika AI.
\”Indonesia harus mencari solusi terbaik untuk bangsa; yang paling penting saat ini adalah memiliki pedoman. Oleh karena itu, ada pedoman tentang etika AI yang bertujuan melindungi manusia,\” katanya.
\”Kuncinya adalah jangan biarkan pengembangan AI mengabaikan peran manusia,\” tambahnya.
Sementara Indonesia menunggu undang-undang yang mengikat tentang tata kelola AI, Kusumawardhana mencatat bahwa beberapa kebijakan relevan dapat digunakan untuk mengatasi kasus penyalahgunaan AI.
Kebijakan ini termasuk Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Amandemen Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Undang-Undang PDP.
Berita terkait: Indonesia mengundang China untuk berkolaborasi dalam investasi pengembangan AI
Berita terkait: Pemerintah akan membangun pusat pengembangan AI dengan investasi US$200 juta
Penerjemah: Livia K, Kenzu
Editor: Tia Mutiasari
Hak cipta © ANTARA 2024