Pemerintah Mengambil Utang Baru Rp 132,2 Triliun hingga Mei 2024

Jumat, 28 Juni 2024 – 13:36 WIB

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan pemerintah sudah menarik utang baru senilai Rp 132,2 triliun hingga Mei 2024. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Baca Juga :

BP Tapera Ternyata Juga Kelola Dana FLPP, Sudah Tersalur Rp 136 Triliun hingga Mei 2024

Bendahara Negara ini mengatakan, realisasi tersebut turun sebesar 12,2 persen dari target pembiayaan utang dalam APBN 2024. Dalam hal ini target pembiayaan utang sebesar Rp 648,1 triliun, atau 16,2 persen terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Sampai dengan Mei 2024, pembiayaan utang kita Rp 132,2 triliun, ini turun 12,2 persen,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa dikutip Jumat, 28 Juni 2024.

Baca Juga :

Pacaran hingga Nikah di Negara Ini Bisa Dapat Ratusan Juta dari Pemerintah

Ilustrasi utang.

Photo :

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Bila dirinci, pembiayaan utang ini bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 141,6 triliun, atau turun 2 persen secara tahunan.

Baca Juga :

Penerimaan Pajak Lesu, Negara Kantongi Rp 760 Triliun hingga Mei 2024

Sri Mulyani lebih lanjut menjelaskan, alasan mengapa pembiayaan utang dan penerimaan negara turun di tengah belanja mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan negara menggunakan sumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari tahun sebelumnya.

Selain itu, penurunan realisasi pembiayaan ini dikarenakan pengelolaan fiskal dilakukan secara hati-hati dari tahun 2020 sejak terjadinya pandemi COVID-19.

“Ini adalah dampak dari kehati-hatian kita menjaga APBN selama bertahun-tahun ini, dirasakan manfaatnya seperti situasi hari ini,” jelasnya.

Sementara itu, untuk realisasi pembiayaan non utang mencapai Rp 47,6 triliun, atau setara dengan 37,9 persen dari pagu anggaran APBN 2024 yang sebesar Rp 125,3 triliun.

MEMBACA  Aurora Expeditions menambahkan perjalanan kapal kecil yang baru

Halaman Selanjutnya

“Ini adalah dampak dari kehati-hatian kita menjaga APBN selama bertahun-tahun ini, dirasakan manfaatnya seperti situasi hari ini,” jelasnya.