Wakil Menteri Pembangunan Keluarga dan Kependudukan, Isyana Bagoes Oka, melakukan tinjauan terhadap Gerakan Orang Tua Asuh Pencegahan Stunting (Genting) di Argapura Laut, Kota Jayapura, Papua untuk memastikan implementasinya yang adil.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian di sini pada hari Selasa, Oka mengatakan tinjauan program Genting di Papua dilakukan pada hari Senin.
“Menjelang Natal, kami ingin mengetahui kondisi di lapangan secara langsung, sehingga program Genting dapat berjalan lancar dan adil untuk semua rakyat Indonesia, termasuk di wilayah Papua yang memiliki tingkat prevalensi stunting yang tinggi,” katanya.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Provinsi Papua mencapai 28,6 persen pada tahun 2023, dengan 12.357 keluarga di Kota Jayapura berisiko stunting.
Terkait berita: Warga Papua diminta mengonsumsi makanan lokal untuk mengatasi stunting
Menurut survei tersebut, wilayah tersebut mencatat 861 bayi stunting, dan lima di antaranya tinggal di kompleks Argapura Laut.
Wakil Menteri menyarankan warga untuk rutin mengunjungi posyandu agar deteksi dini dan pengobatan lanjutan dapat dilakukan untuk mencegah stunting.
“Semoga ibu-ibu akan lebih sering mengunjungi posyandu untuk memantau perkembangan kesehatan anak-anak mereka dan langkah yang harus dilakukan untuk setiap anak,” katanya.
Selama kunjungannya, ia juga memberikan bantuan dalam program Genting kepada sejumlah keluarga dengan balita yang berisiko stunting.
“Kami ingin menekankan bahwa keberhasilan dalam mencegah stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun merupakan tanggung jawab bersama. Setiap dari kita dapat menjadi bagian dari solusi, menjadi orang tua asuh yang memberikan perhatian, dukungan, dan kasih sayang kepada anak-anak Papua yang membutuhkan bantuan,” kata Oka.
Berita terkait: Implementasi praktik sanitasi bersih kritis dalam pertempuran stunting
Penerjemah: Lintang P, Kenzu
Editor: Bayu Prasetyo
Hak cipta © ANTARA 2024