Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan bahwa strategi pemerintah untuk merespons tarif balasan Amerika Serikat (AS) difokuskan pada perlindungan industri padat karya, termasuk tekstil.
“Kami prihatin akan dampak tarif balasan AS terhadap industri padat karya, seperti tekstil dan pakaian jadi, alas kaki, serta industri minyak kelapa sawit dan produk turunannya,” katanya.
Putri mengemukakan hal tersebut saat acara Forum Publik: Respon Regional terhadap Trump 2.0, yang dipantau secara online di sini pada hari Kamis.
Dia menekankan bahwa industri padat karya tidak hanya didorong oleh ekspor tetapi juga sangat penting bagi ketenagakerjaan Indonesia.
Selain itu, industri-industri ini memainkan peran penting dalam pembangunan daerah pedesaan.
Untuk merespons tarif balasan AS, Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan kabinetnya untuk mengadopsi strategi yang menekankan diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi pasar untuk solusi jangka panjang.
“Kami menghargai hubungan bilateral dan perdagangan dengan AS. Kami juga percaya bahwa dialog terbuka adalah cara terbaik untuk menghindari eskalasi ketegangan perdagangan di masa depan,” katanya.
Melalui dialog, Indonesia bertujuan untuk menjelaskan cakupan kebijakan tarif balasan AS dan mendiskusikan kerugian bersama yang disebabkannya.
“Kerugian tersebut tidak hanya mengancam eksportir Indonesia tetapi juga importir dan konsumen di AS,” katanya.
Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif “reciprocal” terhadap beberapa negara, dengan Indonesia terkena tarif sebesar 32 persen. Administrasi Trump juga memberlakukan tarif dasar sebesar 10 persen untuk impor dari semua negara.
Negara-negara Asia Tenggara lain yang terkena dampak tarif tersebut termasuk Filipina, Singapura, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. AS memberlakukan tarif sebesar 17 persen, 10 persen, 49 persen, 46 persen, 36 persen, dan 24 persen kepada negara-negara tersebut.
Namun, pada 9 April, Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari untuk tarif balasan bagi beberapa negara, kecuali China, yang tarifnya dinaikkan menjadi 125 persen.
Berita terkait: Indonesia berencana langkah kebijakan untuk mengatasi dampak tarif AS
Berita terkait: Menteri Indonesia melihat peluang dalam pergeseran tarif AS
Berita terkait: Tarif Trump menyebabkan kegelisahan ekonomi global: Prabowo
Translator: Putu Indah, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2025