Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sedang melakukan audit dan studi komprehensif untuk menentukan target baru rehabilitasi mangrove, yang sebelumnya ditetapkan sebesar 600 ribu hektar.
Batas waktu tugas rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektar, yang diberikan kepada Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), berakhir pada akhir 2024, kata direktur perlindungan dan pengelolaan ekosistem darat KLH, Puji Iswari, kepada ANTARA di Jakarta pada Jumat.
"Penentuan target baru membutuhkan studi mendalam melibatkan pemangku kepentingan dan pemerintah daerah. Salah satu pertimbangannya adalah capaian rehabilitasi mangrove BRGM di periode sebelumnya, yang sedang diaudit," ujar Iswari.
Langkah penting lainnya adalah melakukan inventarisasi ekosistem mangrove untuk menjaga kondisinya saat ini, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2025 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
"Untuk mencapai target rehabilitasi, yang merupakan bagian dari program Pemulihan Ekosistem Mangrove, Peraturan KLH tentang Prosedur Inventarisasi Ekosistem Mangrove sedang disusun," jelasnya.
Dia mengatakan koordinasi sangat penting dalam pengelolaan mangrove, mengingat sebagian besar ekosistem mangrove di Indonesia berada di kawasan hutan atau konservasi di bawah Kementerian Kehutanan.
Iswari menambahkan, ada juga wilayah pesisir yang menjadi wewenang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sisanya, mangrove berada di area lain.
Sebelumnya, pemerintah mengesahkan PP Nomor 27 Tahun 2025 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove pada 5 Juni 2025 sebagai instrumen kolaboratif untuk melindungi dan memulihkan mangrove.
Menurut Peta Mangrove Nasional, luas mangrove di Indonesia mencapai 3.440.464 hektar pada 2024.
Dari total itu, 79,6 persen atau sekitar 2,7 juta hektar berada di kawasan hutan. Sekitar 701.326 hektar berada di luar hutan atau area lain.
Berita terkait: BRGM Indonesia pulihkan 1,6 juta hektar gambut dan 84 ribu hektar mangrove
Berita terkait: KLH tekankan aksi cepat rehabilitasi mangrove di Indonesia
Penerjemah: Prisca Triferna Violleta, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025