Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan fase kedua relokasi untuk delapan keluarga di Cikande, Banten, yang terpapar radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Wakil Menteri Lingkungan Hidup untuk Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Rasio Ridho Sani, mengatakan pada Kamis bahwa kedelapan keluarga tersebut merupakan bagian dari 30 keluarga yang terkena dampak langsung kontaminasi.
“Kami telah melaksanakan fase pertama relokasi untuk 19 keluarga, atau 63 orang, di Barengkok, Desa Sukatani. Sekarang kami mempersiapkan fase kedua untuk delapan keluarga dengan total 28 orang,” ujarnya.
Relokasi bertahap ini dilakukan bersama pemerintah Kabupaten Serang, dibantu oleh kepolisian dan militer.
“Kami ingin proses ini cepat selesai agar dekontaminasi dapat berjalan lebih cepat dan aman,” tambahnya.
Sani menyebutkan tiga keluarga lain sudah pindah dari zona terkontaminasi, tetapi tim akan terus memverifikasi data di lapangan untuk memastikan keakuratannya.
Menurut dia, relokasi sangat penting agar petugas dapat bekerja tanpa risiko paparan lanjutan.
“Jika warga tetap di lokasi, itu bisa memperumit pekerjaan kami dan membahayakan kesehatan mereka karena partikel radiasi mungkin menyebar lewat udara,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa area relokasi sementara tetap berada di Barengkok namun di luar zona kontaminasi.
“Kami memastikan semua warga kini berada di lokasi yang aman dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari,” katanya.
Selain itu, 29.700 kendaraan di Kawasan Industri Cikande telah diperiksa untuk kemungkinan kontaminasi Cs-137.
“Pemeriksaan menemukan 47 kendaraan yang terkontaminasi Cesium-137. Semua telah berhasil didekontaminasi,” kata Sani.
Pada Agustus lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengembalikan kiriman udang beku dari Indonesia setelah mendeteksi kontaminasi radioaktif Cs-137.
Menyusul hal itu, Satgas Pengelolaan Radiasi Radionuklida Cs-137 menyegel area pabrik yang diduga sebagai sumber kontaminasi di Cikande sementara dekontaminasi terus berlangsung.