Jakarta (ANTARA) – Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil langkah untuk mengatasi polusi plastik setelah sebuah penelitian pemerintah menemukan partikel mikroplastik di air hujan kota, menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto mengatakan pada Sabtu bahwa pihaknya melihat temuan BRIN sebagai peringatan yang membutuhkan respons cepat dan kolaboratif.
“Polusi plastik tidak berakhir di sungai atau laut — ini telah mencapai langit Jakarta,” ujarnya.
Untuk menangani masalah ini, pemprov telah memperketat pengendalian sampah plastik dan mengintegrasikan pemantauan kualitas udara dan air hujan.
Mereka juga memberlakukan kebijakan yang mewajibkan kantong belanja ramah lingkungan, meluncurkan program pengurangan sampah, memperluas bank sampah, dan mempromosikan inisiatif daur ulang plastik berbasis masyarakat.
“Pengurangan plastik harus dimulai dari sumbernya — dari rumah tangga, industri, dan sektor jasa. Semua orang memiliki peran masing-masing,” kata Kuswanto.
Dia menambahkan bahwa pemerintah kota bekerja sama dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik di udara dan air hujan, yang akan diintegrasikan ke dalam platform Jakarta Environmental Data Integration (JEDI).
Pemerintah provinsi juga akan memperkuat kampanye publiknya “Jakarta Bebas Plastik di Udara dan Darat” untuk mendorong warga mengurangi plastik sekali pakai, memilah sampah di rumah, dan menghindari membakar sampah.
Kuswanto mendorong pelaku usaha, lembaga riset, dan kelompok lingkungan untuk bekerja sama dalam mengurangi polusi plastik serta mengembangkan inovasi daur ulang limbah.
“Kami terbuka untuk kolaborasi riset, dari teknologi filtrasi hingga pengembangan produk hijau,” katanya, menekankan bahwa menjaga langit Jakarta bebas dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama.
Sebelumnya, BRIN melaporkan bahwa partikel mikroplastik berbahaya terdeteksi dalam hujan di Jakarta setelah sebuah penelitian terhadap sampel air hujan yang dikumpulkan sejak tahun 2022.
Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan bahwa partikel tersebut berasal dari deposisi atmosfer, di mana plastik di udara bercampur dengan siklus air dan jatuh kembali bersama hujan.
Berita terkait: Mikroplastik Ditemukan dalam Hujan Jakarta, Studi Peringatkan Risiko Polusi
Berita terkait: Penelitian Temukan Mikroplastik pada Sapi yang Merumput di Tempat Pembuangan
Penerjemah: Lifia Mawaddah Putri, Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025