Jakarta (ANTARA) – Perusahaan holding pangan BUMN, ID FOOD, akan mningkatkan serapan gula produksi lokal secara signifikan setelah mendapatkan pinjaman dari pemegang saham senilai Rp1,5 triliun (sekitar AS$91 juta) dari PT Danantara Asset Management.
Langkah ini bertujuan untuk menstabikan harga gula dan meringankan beban stok yang tidak laku di pabrik-pabrik gula (PG).
“Dukungan modal ini memungkinkan kami untuk menyerap gula petani pada Harga Pembelian Pemerintah (HAP), sehingga memberikan kepastian harga dan hasil yang adil bagi petani,” kata Presiden Direktur ID FOOD, Ghimoyo, dalam rilis pers pada Jumat.
Skema off-take ini mencakup gula yang diproduksi di pabrik milik PT PG Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan ID FOOD.
Hingga Agustus, ID FOOD telah menyerap 58.000 ton gula—yang terdiri dari 21.500 ton dari PG SGN, 8.500 ton dari PG ID FOOD, 6.900 ton yang dibeli langsung dari petani oleh SGN, dan 21.500 ton diserap oleh asosiasi pedagang.
Ghimoyo menekankan perlunya mengatasi kebocoran gula rafinasi ke pasar konsumen, yang telah menyebabkan turunnya harga di tingkat petani, menumpuknya stok tidak laku, dan gagalnya lelang.
Dia menegaskan bahwa inisiatif ID FOOD sejalan dengan mandatnya untuk menjaga stabilitas harga komoditas strategis.
Selain perlindungan harga, kebijakan ini dirancang untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari produksi gula domestik.
“Dengan menawarkan harga pembelian yang kompetitif, kami mendorong petani untuk tetap menanam tebu—hal yang sangat penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” tambah Ghimoyo.