Pemerintah Indonesia pertimbangkan penggunaan bahasa daerah di sekolah dasar.

Jakarta (ANTARA) – Seorang pejabat pendidikan senior Indonesia mengusulkan penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran sekolah dasar sebagai upaya melestarikan keragaman bahasa daerah di negara ini.

Atip Latipulhayat, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, menyatakan bahwa menggunakan bahasa daerah sebagai media pengajaran akan lebih efektif untuk melestarikannya, terutama jika diperkenalkan sejak tahun-tahun awal pendidikan dasar.

"Penelitian menunjukkan bahwa mengajar dengan bahasa daerah jauh lebih efektif," ujarnya setelah menghadiri Festival Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2025 di Depok, Jawa Barat, pada Senin.

Ia mendorong agar usulan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat penggunaan bahasa daerah dengan memasukkannya ke dalam pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar.

Senada dengan pendapat ini, Hafidz Muksin, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, mengatakan bahwa badan tersebut telah merevitalisasi 114 bahasa dan dialek lokal di 38 provinsi.

"Ancaman kepunahan bahasa harus diatasi dengan bijak. Salah satu cara melindungi dan melestarikan bahasa daerah adalah mendorong penggunaannya di kalangan penutur asli melalui program revitalisasi," kata Muksin.

Ia mencatat bahwa upaya revitalisasi badan itu mencakup inisiatif berbasis masyarakat, program pendidikan, dan seni pertunjukan.

Pada 2024, badan tersebut juga memberikan apresiasi kepada 44 kepala daerah atas upaya sukses mereka dalam merevitalisasi bahasa daerah.

FTBIN 2025, yang mengusung tema "Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Berkualitas untuk Semua," digelar dari 25 hingga 28 Mei.

Berita terkait: Pusat bahasa revitalisasi bahasa daerah di Papua
Berita terkait: Pelestarian bahasa Kamoro dan Amugme di era digital

Penerjemah: Hana, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Menghindari Pemotor, Seorang Wanita di Surabaya Terjun ke Parit