Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan Indonesia memproyeksikan bahwa total 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan selama liburan Idul Fitri yang akan datang, menandai penurunan 24 persen dari 193,6 juta tahun lalu.
“Ini benar bahwa potensi mobilitas orang selama mudik Idul Fitri tahun ini lebih rendah dari tahun lalu,” kata Budi Rahardjo, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian, pada hari Sabtu.
Dia mengatakan hal itu sebagai tanggapan terhadap survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian, yang menunjukkan bahwa 52 persen penduduk Indonesia diperkirakan akan bergabung dalam arus mudik tahunan.
Memberikan lebih banyak detail tentang survei tersebut, Rahardjo mengatakan bahwa pada pertengahan Februari, badan tersebut mengumpulkan data yang diperlukan berdasarkan jawaban responden.
Namun, hasil survei mungkin tidak mencerminkan tren sebenarnya, karena orang masih bisa mengubah keputusan mereka untuk melakukan perjalanan ke kampung halaman tahun ini, katanya.
Rahardjo juga menekankan bahwa survei tersebut tidak dirancang untuk mengidentifikasi penyebab penurunan yang diproyeksikan.
“Karena penyebab penurunan bukanlah fokus dari penelitian, kami tidak dapat menentukan alasan dari penurunan yang diproyeksikan,” katanya.
Juru bicara Kementerian, Elba Damhuri, mendukung pernyataan Rahardjo, mengatakan bahwa dia tidak dapat memberikan detail tentang penyebabnya, karena survei tersebut tidak ditujukan untuk mengidentifikasi apa yang akan mendorong atau mencegah orang melakukan perjalanan ke kampung halaman.
“Survei kami menunjukkan bahwa 146,48 juta diprediksi akan melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka. Namun, survei ini tidak menggali lebih dalam tentang penyebab kenaikan atau penurunan jumlah. Kami tidak akan berspekulasi tentang penyebabnya,” tambahnya.
Berita terkait: Bandara Soekarno-Hatta mengoperasikan 98 gerbang otomatis untuk perjalanan Idul Fitri
Berita terkait: Presiden Prabowo merinci persiapan untuk arus mudik
Translator: Muhammad H, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025