Jakarta (ANTARA) – Kementerian Agama (Kemenag) berharap program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk pesantren bisa meningkatkan kesehatan santri dalam jangka panjang.
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang berbasis masyarakat dan unik di Indonesia. Sekolah ini menggunakan sistem asrama dan memberikan pendidikan agama maupun umum. Pesantren berada dibawah pengawasan Kemenag.
“Kami harap inisiatif ini bisa tingkatkan kesehatan santri, dan kami berkomitmen penuh untuk mendukung program CKG,” ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, di Jakarta pada Kamis.
Menurut Suyitno, tidak semua pesantren punya fasilitas kesehatan yang memadai.
“Makanya program dari Presiden ini sangat strategis, apalagi banyak pesantren yang kurang infrastruktur kesehatan,” tambahnya.
Kemenag telah menyiapkan infrastruktur dan fasilitas pendukung untuk pelaksanaan CKG di lembaga pendidikan.
“Kami siapkan di semua jenjang—Madrasah Ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah (MTs), Aliyah (MA), pesantren, dan sekolah agama lain dibawah Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, dan Konghucu,” jelas Suyitno.
“Target kami lebih dari 11 juta siswa, dari MI sampai Aliyah,” katanya.
Program CKG akan dimulai di Sekolah Rakyat pada 7 Juli 2025. Selanjutnya, akan dilaksanakan di sekolah dibawah Kemendikbudristek dan Kemenag mulai 1 Agustus.
Pemerintah menargetkan 280 juta warga Indonesia melalui program ini, dengan 50 juta di tahun pertama.
“Untuk capai target 50 juta, pemeriksaan harus dilakukan di sekolah karena ada sekitar 52 juta anak usia sekolah di Indonesia,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Berita terkait: Free health screening for 53 million students starts in July
Berita terkait: Get free health check to enable early disease handling: govt
Penerjemah: Primayanti
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025