Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait mengumumkan bahwa pemerintah akan menyiapkan sekitar 2.700 rumah permanen untuk para korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Setelah pertemuan menteri di sini pada hari Rabu, ia mengatakan bahwa pembangunan rumah permanen akan dilakukan jika beberapa aspek seperti izin kehutanan, infrastruktur, keamanan, dan geologi sudah sepenuhnya didiskusikan dan dipetakan.
Menurutnya, pembangunan rumah permanen akan memakan waktu sekitar 5,5 bulan. Pemerintah saat ini sedang memetakan lokasi untuk perumahan tersebut.
Sirait menegaskan bahwa persiapan bahan baku konstruksi akan memaksimalkan sumber daya yang tersedia di sekitar masyarakat di Flores Timur. Dengan demikian, ini juga akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan korban.
Ia mengatakan bahwa proses pemindahan korban ke rumah baru akan melibatkan pendekatan berbasis dialog. Masyarakat akan diundang untuk mendiskusikan apakah mereka bersedia untuk dipindahkan ke tempat baru atau jika ada opsi lain yang ingin mereka teliti.
“Ini bukan hanya pemindahan rumah tetapi juga kehidupan. Beberapa orang telah tinggal di sana selama puluhan tahun,” jelas menteri.
Ia menjamin bahwa dialog tentang pemindahan akan dilakukan berulang kali untuk memastikan tidak ada kasus warga yang menolak tinggal di rumah baru karena kurangnya diskusi.
Berita terkait: Logistik untuk korban Lewotobi mencukupi selama 2 minggu: menteri
Berita terkait: Pemerintah dorong pemukiman sementara bagi pengungsi Lewotobi
Translator: Asep Firmansyah, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024