Pemenang Penghargaan Denny JA Foundation 2025: Empat Sastrawan Utama

loading…

JAKARTA – Denny JA Foundation sudah umumkan empat orang yang dapat Penghargaan Sastra 2025. Penghargaan ini kerja sama dengan Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Lembaga Kreator Era AI, dan Komunitas Puisi Esai. Total hadiahnya lebih dari Rp155 juta.

Penghargaan ini nunjukin bahwa di tengah kemajuan teknologi dan era digital, karya sastra yang punya nilai estetik, moral, dan empati kemanusiaan tetaplah fondasi penting untuk kehidupan intelektual bangsa.

Empat Tokoh Penerima Penghargaan

1. **Satupena Lifetime Achievement Award – Sutardji Calzoum Bachri**
Sutardji Calzoum Bachri terima Satupena Lifetime Achievement Award 2025 karena kontribusinya yang luar biasa dalam merevolusi bahasa Indonesia. Dikenal sebagai Presiden Penyair Indonesia, Sutardji anggap kata sebagai makhluk hidup dan kembalikan puisi ke akar magisnya, yaitu mantra.

Lewat karya monumentalnya seperti *O Amuk Kapak* dan *Tragedi Winka & Sihka*, dia bebaskan bahasa dari penjara makna dan buka era baru spiritualitas linguistik. Selama lebih dari lima dekade, Sutardji jadi rujukan estetik dan moral bagi banyak generasi penyair Indonesia.

2. **Dermakata Award 2025 – Non-Fiksi: Sindhunata**
Romo Sindhunata dapat Dermakata Award 2025 untuk kategori Non-Fiksi berkat kemampuannya mengubah tawa rakyat menjadi filsafat hidup. Lewat karya seperti *Ilmu Ngglethek* dan *Opo Jare Tekek*, dia angkat ludruk dan lelucon rakyat sebagai sumber kebijaksanaan wong cilik.

Dengan latar belakang pendidikan doktoral di Munchen dan pengalaman panjang sebagai penulis dan pastor, Sindhunata gabungkan riset akademik, humanisme, dan empati pastoral. Tulisannya dianggap seperti ziarah batin yang rawat akar budaya.

3. **Dermakata Award 2025 – Fiksi: Kaisar Deem**
Penulis muda Kaisar Deem raih Dermakata Award untuk kategori Fiksi lewat kumpulan cerpen *Jose Kecil dalam Dirimu*. Karyanya soroti memori kelam sejarah lewat tokoh Jose, bocah penyintas dari Timor Leste, dengan gaya realisme sosial yang jujur dan menggugah.

MEMBACA  Pemenang Saham EV di Tahun 2025

Lahir di Makassar, Kaisar dikenal berani angkat tema-tema seperti luka, ketidakadilan, dan ingatan kolektif bangsa yang sering dilupakan.

4. **Puisi Esai Award 2025 – Fatin Hamama**
Fatin Hamama dapat Puisi Esai Award 2025 karena mampu gabungkan riset sosial, spiritualitas, dan suara kemiskinan kota jadi puisi yang lembut tapi bikin terharu.

Lewat karyanya *Puisi dan Bunga Kangkung* serta *Mazmur Duka Mazmur Cinta*, dia menulis tentang cinta, kelaparan, dan rasa tersesat di tengah kehidupan kota yang ramai. Lulusan Universitas Al-Azhar Kairo ini bawa puisi esai ke forum internasional sebagai bahasa empati dan penyembuhan.

Juri Lintas Wilayah dan Tradisi

Semua penghargaan, kecuali Puisi Esai Award, dinilai oleh dewan juri gabungan yang terdiri dari Okky Madasari, Anwar Putra Bayu, Dhenok Kristiadi, Hamri Manoppo, Muhammad Thobroni, Wayan Suyadnya, dan Victor Manengkey.