Pembunuhan Pemimpin Hamas Tidak Akan Melemahkan Perlawanan

Loading…

Khaled Meshaal menyatakan pembunuhan pemimpin Hamas tidak akan mengalahkan Hamas. Foto/Reuters

GAZA – Dalam pidatonya yang memuji Saleh Al-Arouri, salah satu pemimpin Hamas di Libanon, Khaled Meshaal, mantan ketua pemimpin Hamas yang kini memimpin kantor diasporanya, mengungkapkan membunuh pejabat senior Hamas tidak menghentikan perlawanan terhadap pendudukan Israel.

“Israel telah membunuh puluhan – ratusan dan ribuan – pemimpin rakyat kami selama beberapa dekade terakhir, dari semua kelompok,” katanya, mengutip pembunuhan pendiri Hamas, Sheikh Ahmad Yassin pada tahun 2004, dilansir Al Jazeera.

“Dan apa hasilnya? Setiap kali seorang pemimpin jatuh, pemimpin lainnya bangkit. Kemartiran seorang pemimpin akan melahirkan pemimpin-pemimpin lain yang memiliki keyakinan dan kegigihan yang sama. Ini adalah orang-orang hebat yang tidak akan hancur.”

Sebelumnya, Hamas mengkonfirmasi pembunuhan pemimpin mereka, Saleh Al-Arouri, dalam serangan Israel di pinggiran selatan ibukota Lebanon, Beirut, pada Selasa malam (2/1/2024), bersama dengan dua komandan dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Seorang anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq, menggambarkan operasi tersebut sebagai “pembunuhan pengecut yang dilakukan oleh Pendudukan Zionis terhadap para pemimpin dan simbol bangsa Palestina.”

Gerakan tersebut mengatakan bahwa serangan di pinggiran selatan juga menyebabkan matinya dua komandan Brigade Qassam, yang diidentifikasi sebagai Azzam Al-Aqraa dan Samir Fandi.

Menurut Kantor Berita Lebanon, serangan yang dilakukan drone Israel yang menargetkan kantor milik Gerakan Hamas di pinggiran selatan Beirut mengakibatkan kematian 6 orang dan melukai 11 lainnya.

Israel memiliki sejarah panjang dalam membunuh para pemimpin Palestina di luar Wilayah Pendudukan Palestina.

Laporan menunjukkan bahwa peran Al-Arouri dalam Gerakan Hamas menjadi lebih menonjol dari sekedar memegang posisi wakil kepala biro politik Gerakan tersebut.

MEMBACA  Peran Penting Saraf Vagus dalam Membentuk Persepsi Manusia akan Pikiran