Pembukaan Lahan Sawit oleh Perusahaan di Daerah Hulu Sungai

Senin, 1 Desember 2025 – 18:13 WIB

Tapanuli, VIVA – Gelondongan kayu berukuran besar ditemukan menumpuk di beberapa wilayah yang terdampak banjir bandang dan longsor di Tapanuli Selatan (Tapsel), Tapanuli Tengah, sampai Sibolga, Sumatera Utara. Penemuan ini memicu kecurigaan kuat adanya praktik penebangan hutan secara besar-besaran di hulu, terutamanya setelah video amatir kayu gelondongan hanyut terbawa arus menjadi viral di media sosial.

Baca Juga :


Korban Tewas Banjir Bandang Sri Lanka Bertambah Jadi 334 Orang, 370 Lainnya Hilang

Material kayu tanpa kulit yang terbawa banjir dikatakan warga sangat tidak biasa, sehingga menimbulkan pertanyaan besar tentang asal-usulnya. Warga yang terdampak juga mendesak pemerintah agar melakukan investigasi menyeluruh dan menindak tegas siapapun yang bertanggung jawab.

Di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, kondisi kerusakan terpantau paling parah. Laporan tvOne menyebutkan bahwa sebagian besar material banjir bandang di desa itu berupa batang pohon besar yang diduga kuat berasal dari daerah hulu sungai.

Baca Juga :


BNPB: Korban Meninggal Dunia Banjir Aceh-Sumatera Bertambah Jadi 442 Jiwa

Kepala Desa Garoga, Risman Rambe, mengungkapkan bahwa masyarakat selama ini tak pernah melihat kayu-kayu sebesar itu di aliran sungai desa mereka. Ia menyebut, informasi dari warga menyatakan ada perusahaan yang membuka lahan sawit di bagian hulu.

Kepala Desa Garoga, Risman Rambe

Baca Juga :


Kemenhut Selidiki Asal Kayu Gelondongan Hanyut Terbawa Banjir Sumatera

“Memang kami sangat terkejut. Selama beratus tahun kampung kami ini, sekalipun belum pernah kami melihat kayu sebesar ini. Dan kami mendapat kabar dari masyarakat bahwa ada perusahaan yang membuka lahan sawit di hulu sungai,” kata Kepala Desa Garoga, Risman Rambe dikutip tvOne.

MEMBACA  "Quiet Cracking" Menyebar di Kantor: Setengah Pekerja di Ambang Kelelahan, Perusahaan Rugi Rp6.500 Triliun Akibat Penurunan Produktivitas

Risman menceritakan bahwa selama ratusan tahun kampung mereka tidak pernah dihantam banjir bandang dengan bahan kayu sebanyak ini. Ia menekankan bahwa kabar tentang perusahaan yang membuka lahan sawit di hulu sungai sudah lama terdengar di masyarakat.

Rumah-rumah warga di Desa Garoga rusak total karena terjangan banjir bandang. Risman menyatakan tidak ada satu pun rumah yang bisa ditempati lagi. Bahkan lahan persawahan warga sekarang tidak dapat dipakai sama sekali. Ia juga menyampaikan bahwa rumah miliknya yang selama ini tidak pernah kena banjir pun ikut hancur.

“Kalau rumah yang rusak di Desa Garoga, 100% tidak ada yang bisa ditinggali lagi. Terutama lahan persawahan semua tidak bisa lagi kami usahakan di sini, termasuk rumah saya. rumah saya sudah terlihat di sana. Padahal rumah saya tidak pernah kena air. Saat ini, kita lihat bahwa gelondongan kayu ini beribu-ribu meter kubik. Kami tidak tau dari mana asalnya. Ternyata ada perusahaan yang membuka lahan sawit di hulu sungai,” jelas Risman.

Halaman Selanjutnya

Terkait korban jiwa, Risman melaporkan bahwa sekitar 35 warga desanya telah ditemukan, sementara beberapa lainnya masih dalam pencarian. Ia berharap pemerintah bertindak tegas dan menyelesaikan penyelidikan atas sumber kayu-kayu besar itu, karena warga merasa kehidupan mereka hancur seketika dan kini cuma bergantung pada bantuan.