Jakarta (ANTARA) – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menekankan bahwa pendampingan dan pemberdayaan masyarakat desa sangat penting untuk kemajuan desa.
“Dengan pemberdayaan, insya Allah, kita bisa ubah hambatan jadi solusi,” ujarnya dalam Pameran Ide dan Model Bisnis untuk Inovasi Pengembangan Ekonomi Biru di Desa dan Daerah Tertinggal dengan Blue Innovative Startup Acceleration (BISA) di Jakarta pada Rabu.
Dia menyebutkan, dari 75.265 desa di Indonesia, sekitar 20 persen atau hampir 16 ribu desa berada di wilayah pesisir. Wilayah ini memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi biru yang bisa tingkatkan kesejahteraan masyarakat desa, tambahnya.
Dia juga mengatakan, dari 16 ribu desa itu, hampir 30 persen masih tergolong tertinggal.
Menurut Susanto, desa-desa ini tetap tertinggal karena masyarakatnya belum bisa manfaatkan potensi yang ada.
Dia menjelaskan, pendampingan dan pemberdayaan dari berbagai pihak, seperti fasilitator desa, kepala desa, pemerintah desa, startup, bahkan mahasiswa, sangat dibutuhkan untuk atasi masalah ini.
Susanto memberi contoh inovasi ekonomi biru yang memanfaatkan kepala ikan sebagai biostimulan di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dipamerkan dalam acara tersebut.
Biostimulan adalah bahan atau zat yang diaplikasikan ke tanaman atau tanah untuk merangsang proses alami tanaman agar penyerapan nutrisi lebih efisien dan kualitas hasil panen meningkat.
Menurut menteri, jika inovasi serupa ingin diterapkan di desa terpencil, pendampingan dan pemberdayaan sangat diperlukan.
Dengan dua langkah ini, masyarakat akan sadar betapa besar potensi mengubah kepala ikan, yang sering dianggap limbah, menjadi sesuatu bernilai ekonomi.
Berita terkait: Menteri ajak 38 lembaga tingkatkan upaya pembangunan desa
Berita terkait: Koperasi desa bisa manfaatkan potensi lokal: Susanto
Penerjemah: Tri Meilani, Raka Adji
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025